Djoko juga menyampaikan harapannya atas terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025, yang diharapkan mulai on-stream bulan depan untuk mendongkrak produksi minyak lebih lanjut.
Di sisi lain, sektor gas menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari target.
Produksi gas per Juni 2025 tercatat sebesar 6.820 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), melampaui target APBN 2025 sebesar 5.628 MMSCFD. Namun, realisasi penyaluran gas (salur gas) baru mencapai 5.483 MMSCFD atau 97,4 persen dari target.
"Memang salur gas ini kecil karena atau lebih rendah mohon maaf dari produksinya, begitu pula juga minyak. Karena gas itu sebagian dipakai untuk on use, untuk on use ya, sama ada yang dibakar di flare, produksinya itu di flare masih kita bisa lihat, ada satu lagi untuk impurities namanya ada CO2, H2S, dan sebagainya," jelas Djoko.
Secara keseluruhan, total produksi migas pada Juni 2025 mencapai 1,797 juta barel setara minyak per hari (BOEPD), atau 111,6 persen dari target APBN sebesar 1,610 juta BOEPD. Sementara itu, realisasi total lifting migas tercatat sebesar 1,557 juta BOEPD, atau 96,7 persen dari target.
"Kami tetap menargetkan bahwa pada akhir 2025, capaian lifting dan produksi minyak dan gas bisa mencapai 100 persen dari target APBN," tutupnya.
(Taufik Fajar)