JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinannya terhadap kebiasaan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang terpaksa menulis dengan huruf kecil-kecil untuk menghemat buku tulis.
Hal ini disampaikan dalam rapat bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan jajaran menteri lainnya, membahas perkembangan program Sekolah Rakyat Merah Putih di Istana Merdeka, Selasa 29 Juli 2025 malam.
Menurut Sri Mulyani, Presiden Prabowo menaruh perhatian serius pada tantangan literasi dasar anak-anak, terutama dari keluarga prasejahtera.
Fenomena hemat buku hingga keterampilan menulis tangan yang mulai ditinggalkan oleh generasi gadget menjadi refleksi atas kesenjangan akses pendidikan dan kebiasaan belajar.
Program Sekolah Rakyat Merah Putih sendiri menjadi salah satu inisiatif strategis pemerintahan Prabowo untuk mengatasi persoalan kesenjangan pendidikan.
Program ini dirancang sebagai wadah pendidikan alternatif dan berbiaya terjangkau, menyasar anak-anak dari lapisan masyarakat bawah.
Dalam APBN 2025, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp708 triliun untuk fungsi pendidikan atau sekitar 20 persen dari total belanja negara, sesuai amanat konstitusi.
Dari angka tersebut, sebagian diarahkan untuk mendukung program prioritas seperti Sekolah Rakyat Merah Putih, termasuk pengadaan sarana belajar, pelatihan guru, serta penyediaan bantuan langsung kepada siswa dari keluarga miskin.
Dengan perhatian yang tinggi terhadap aspek kecil seperti kebiasaan menulis anak-anak, Presiden Prabowo menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya soal angka dan infrastruktur, tetapi juga menyangkut martabat, kebiasaan, dan pembentukan karakter sejak dini.
(Taufik Fajar)