Selain itu PGE baru saja teken Head of Agreements antara dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) tentang Kerja Sama Pengembangan Energi Panas Bumi untuk Pembangkit Listrik, serta Komitmen Perjanjanjian Konsorsium (consortium agreement) antara PGE dan PLN IP unit Ulubelu Bottoming dan unit Lahendong Bottoming, untuk Pengadaan Independent Power Producer (IPP) Project Cogen yang merupakan quick-win strategy untuk PGE mencapai kapasitas 1GW dalam 2 sampai 3 tahun mendatang. Komitmen ini diprioritaskan dilakukan di Ulubelu BU 30 MW dan Lahendong BU 15 MW.
Sejauh ini realisasi pengelolaan PLTS Pertamina NRE sudah mencapai 345,2 MWp di mana sebagian besar berada di wilayah operasi Pertamina, mulai dari lapangan migas seperti di Rokan, komplek kilang hingga SPBU. "Jadi kami kembangkan dulu di halaman kami sendiri," ujar Dicky.
Selanjutnya Pertamina NRE juga melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi 20% saham Citicore Renewable Energy (CREC), perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) asal Filipina. PNRE dan CREC menyepakati framework agreement untuk pengembangan di Indonesia dan Filipina diantaranya pemgembangan proyek solar dan angin, pengadaan Battery Energy Storage (BESS), pengadaan modul panel surya serta kolaborasi penerapan carbon credit.
"Jadi langkah ini sangat positif, sambil kita menunggu aplikasi di Indonesia kita sudah siap dulu di luar. Nantinya sangat bermanfaat bagi perkembangan EBT di Indonesia," kata Dicky.
(Dani Jumadil Akhir)