Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Cetak Rekor Baru, Didukung Inflasi AS yang Lebih Rendah

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 13 Agustus 2025 |08:29 WIB
Wall Street Cetak Rekor Baru, Didukung Inflasi AS yang Lebih Rendah
Penguatan ini didorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan dan meningkatkan optimisme pemangkasan suku bunga Federal Reserve. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat. Penguatan ini didorong oleh data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan dan meningkatkan optimisme pemangkasan suku bunga Federal Reserve bulan depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 483,52 poin atau 1,10 persen menjadi 44.458,61, S&P 500 menguat 72,31 poin atau 1,13 persen ke level 6.445,76, sementara Nasdaq Composite melonjak 296,50 poin atau 1,39 persen ke 21.681,90. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi baru.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) mencatat laju inflasi konsumen (CPI) Juli naik 2,7% secara tahunan, sama dengan Juni dan di bawah perkiraan 2,8%.

Secara bulanan, CPI meningkat 0,2% sejalan dengan ekspektasi dan lebih rendah dari kenaikan 0,3% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti (core CPI) tercatat 3,1% yoy, sedikit di atas perkiraan 3,0%.

Data ini menambah keyakinan pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September, dengan peluang kini mencapai sekitar 90%. Laporan tersebut juga dipandang mampu meredakan kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump akan memicu lonjakan inflasi.

 

Dari sisi politik, pasar turut mencermati langkah Trump menominasikan ekonom E.J. Antoni sebagai Kepala BLS menggantikan Erika McEntarfer, yang dipecat awal bulan ini. Penunjukan ini masih menunggu persetujuan Senat.

Trump menuduh McEntarfer memanipulasi data untuk merugikannya secara politik, tanpa memberikan bukti.

Trump juga mendesak CEO Goldman Sachs, David Solomon, untuk memecat ekonomnya setelah ekonom tersebut memperingatkan bahwa tarif akan meningkatkan harga bagi konsumen AS.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement