“Tentu kami akan melaporkan ke pihak berwajib, tapi nanti mekanismenya seperti apa itu menjadi ranah dari laporan yang ada hukum,” ujarnya saat ditemui di MRT Istora Mandiri, Jakarta Selatan, Sabtu (30/8/2025).
Ahmad mengungkapkan, berdasarkan pemantauan CCTV sebelum rusak, jumlah massa yang masuk ke dalam stasiun tidak banyak.
Dia juga memastikan tidak ada petugas yang terdampak dari insiden tersebut.
Terkait kerugian yang ditimbulkan, Ahmad menyatakan manajemen belum memutuskan langkah hukum apa yang akan ditempuh. Namun, ia menegaskan opsi pelaporan ke pihak berwajib tetap terbuka.
“Kami belum memutuskan untuk tindakan langkah hukum yang akan kami lakukan, tapi prioritas kami adalah memulihkan layanan, agar bisa secepat mungkin memberikan layanan optimal bagi pengguna MRT di Jakarta,” tegasnya.
Ahmad menambahkan sejumlah kamera CCTV di area stasiun ikut dirusak. Meski demikian, rekaman yang masih ada akan digunakan sebagai bahan pemeriksaan internal maupun dilaporkan ke aparat.
“Lebih tepatnya CCTV-nya dirusak, jadi sejumlah kamera CCTV itu dirusak. Tapi nanti perekaman dari CCTV tersebut tentu jadi bahan pemeriksaan kami, apakah ada wajah-wajah yang tertangkap dan bisa kita komunikasikan dengan aparat,” katanya.
(Taufik Fajar)