Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Aspebindo sekaligus Sekjen BPP Hipmi Anggawira menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong transisi energi.
“Hipmi siap ikut serta dalam pengembangan biomassa, baik untuk pasar domestik maupun internasional. Potensinya luar biasa,” ujar Anggawira.
Dia juga menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan di dunia usaha menjelang Munas HIPMI, serta mengajak pengusaha muda untuk terlibat dalam sektor energi baru terbarukan.
“Indonesia butuh lebih banyak pengusaha tangguh untuk mengoptimalkan potensi biomassa,” tambahnya.
Pemerintah menempatkan biomassa sebagai elemen strategis dalam roadmap transisi energi menuju NZE 2060 atau lebih cepat. Target penurunan emisi Indonesia sebesar 358 juta ton CO2e pada 2030 dinilai masih realistis, dengan kontribusi sektor energi yang telah mencapai 147 juta ton pada tahun 2024.
Hingga semester I-2025, bauran energi baru terbarukan nasional tercatat 15,2%, dengan biomassa menjadi salah satu kontributor terbesar khususnya untuk pemanfaatan EBT langsung atau non-listrik. Selain itu, Pemerintah juga tengah menyiapkan skema percepatan pemanfaatan sampah menjadi energi melalui revisi Perpres 35/2018.