JAKARTA - Masalah pengangguran di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka berada di angka 4,82 persen, setara sekitar 7,2 juta orang.
Kondisi ini mendorong pemerintah mencari jalan keluar dengan memperluas kesempatan kerja di luar negeri, salah satunya Jepang.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia tengah berupaya meningkatkan jumlah pekerja migran terampil yang dikirim ke Jepang.
Rencana ini tidak lepas dari tingginya permintaan tenaga kerja di negeri sakura yang dipicu oleh krisis demografi: jumlah lansia meningkat, sementara tenaga kerja domestik menurun.
Jepang sendiri memerlukan sekitar 630 ribu tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai sektor. Namun, jumlah pekerja migran asal Indonesia yang saat ini bekerja di Jepang melalui skema Specified Skilled Worker (SSW) baru sekitar 10.181 orang. Angka ini masih jauh dari kebutuhan sehingga membuka ruang luas bagi WNI untuk mengisi kekosongan.
Memasuki tahun 2025, ada beberapa sektor utama yang paling membutuhkan tenaga kerja asing. Bidang-bidang ini menjadi peluang emas bagi WNI yang ingin merantau ke Jepang.