"Lebih rendah dibanding bunga pasar yang berkisar 9-12 persen. Skema ini konsisten dengan praktik di negara tetangga seperti Thailand (6 persen), Filipina (6-9 persen), dan Vietnam (5-6 persen). Jadi dengan subsidi bunga ini tentu banyak sekali manfaatnya untuk kita bisa menggerakkan ekonomi yang lebih kompetitif," jelasnya.
Anindya menambahkan, KUR Perumahan ini harus sukses karena ini adalah upaya besar dan jadi program prioritas dimana pemerintah berusaha melakukan pembangunan dan renovasi rumah dengan mendorong UMKM ikut terlibat dalam pembangunannya.
“Artinya setiap unit rumah yang dibangun bukan hanya tentang tempat tinggal, tapi juga penggerak ekonomi. Dengan subsidi bunga ini tentu banyak manfaatnya untuk membuat ekonomi kita lebih kompetitif,” jelas Anindya.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan optimismenya bahwa KUR Perumahan mampu mendorong UMKM untuk naik kelas.
Menurut Maruarar atau Ara panggilan akrabnya, skema ini menyediakan kredit modal kerja dan investasi, sehingga bisa menggerakkan penyediaan sekaligus permintaan rumah.
“Saya senang Kadin Indonesia dan Danantara bisa ikut membantu kegiatan sosialisasi KUR Perumahan. UMKM bisa memanfaatkan KUR sehingga bisa naik kelas dan menyala, karena pemerintah menanggung suku bunga 5 persen yang lebih rendah dari suku bunga perbankan,” ujar Ara.
Ara menekankan, KUR Perumahan merupakan sejarah baru karena pertama kali diluncurkan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dukungan Kadin dan Danantara, lanjutnya, diperlukan agar program ini mendorong pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
“Apa yang dilakukan Pak Anin sebagai Ketua Umum Kadin itu hal yang sangat mulia. Supaya ada pemerataan, pengusaha kecil bisa menjadi menengah, menengah menjadi besar. Itu sejalan dengan semangat KUR Perumahan,” pungkasnya.
(Taufik Fajar)