 
                Purbaya mengatakan, salah satu pesan Presiden setelah dirinya dilantik menjadi Menteri Keuangan adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Sebab, hal ini juga akan berkaitan dengan peningkatan pendapatan negara ke depannya.
"Tax ratio kan konstan, let's say kita tidak bisa dalam waktu dekat. Untuk menaikkan tax, ya kita percepat pertumbuhan ekonominya. Kira-kira begitu," ujarnya.
Purbaya sempat mengira sedang menjadi korban telepon iseng karena diminta datang ke Istana. Sebelum ke Istana, Purbaya sempat mengecek nomor yang menghubunginya.
"Ini juga kan kaget, ini kagetan juga. Tadi saya dikasih tahu mungkin baru jam setengah satu. Saya pikir saya ditipu. Saya cek yang nelepon nomornya, telepon bener apa enggak. Ternyata betulan, baru saya datang," kata Purbaya.
Purbaya pun mengaku tidak mengetahui alasan kenapa Presiden Prabowo memilihnya. Ia hanya menduga bahwa mungkin dirinya dianggap cukup jago di sektor ekonomi. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada diskusi ekonomi secara khusus dengan Prabowo sebelum dilantik menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi adanya tuntutan 17+8 dari rentetan aksi demonstrasi yang terjadi belakangan. Menurut Purbaya, salah satu upaya memenuhi tuntutan tersebut adalah memacu pertumbuhan ekonomi di angka 6 sampai 7 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi yang impresif, diharapkan dapat menciptakan banyak lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Saya belum belajar itu (tuntutan 17+8). Tapi begini, itu kan suara rakyat kita. Mungkin sebagian merasa terganggu hidupnya, masih kurang. Pertama, saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6–7 persen, itu (tuntutan) akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan demo," ujarnya.
(Feby Novalius)