 
                "Nanti di antaranya juga termasuk membangun Dipo Sidotomo," kata Arif Anwar.
Proyek ini diperkirakan akan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 150.000 ton per tahun pada tahun 2045. Proyek ini juga mendorong pembangunan yang inklusif melalui peningkatan aksesibilitas perkotaan, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan kapasitas kelembagaan melalui transfer pengetahuan internasional.
SRRL Tahap 1 diharapkan dapat menguntungkan lebih dari 1,3 juta penduduk dalam dua tahun pertama operasinya, mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% sekaligus memajukan masa depan perkotaan yang lebih bersih, lebih efisien, dan saling terhubung.
(Taufik Fajar)