Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Selesaikan Utang Whoosh ke China, Erick Thohir: Negosiasi Ulang

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 15 September 2025 |17:36 WIB
 Selesaikan Utang Whoosh ke China, Erick Thohir: Negosiasi Ulang
Selesaikan Utang Whoosh ke China, Erick Thohir: Negosiasi Ulang (Foto: Kementerian BUMN)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini pemerintah tengah melakukan negosiasi ulang terkait penyelesaian utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh ke China.

Erick mengaku salah satu pokok negosiasi yang dilakukan dengan China adalah terkait pengambilalihan fasilitas pendukung Whoosh. Sebelumnya menjadi milik PT KCIC, rencananya akan diambil oleh negara. 

"Kalau Whoosh itu salah satunya nanti ada negosiasi ulang. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bahwa rencana daripada fasilitas pendukung itu diusulkan menjadi milik pemerintah," kata Erick saat ditemui di komplek DPR RI, Senin (15/9/2025). 

Erick menjelaskan, nantinya PT KCIC dalam hal ini PT KAI akan fokus pada layanan operasional kereta saja. Sedang biaya pemeliharaan terkait fasilitas pendukung akan menjadi tanggungan Pemerintah. 

"Tetapi yang kereta api, semua operasional di KAI. Tapi ini perlu kesepakatan dengan pihak China, karena memang kerjasama Indonesia China," tambahnya. 

Dia menambahkan rencana penyelesaian beban utang proyek Whoosh ini merupakan bagian dari rencana pengembangan trayek hingga ke Surabaya. Sebab beban utang yang besar ini justru dikhawatirkan bakal berdampak terhadap realisasi rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. 

"Apalagi kita akan mendorong sampai ke Surabaya, artinya restructure ini harus utuh sebelum sampai ke Surabaya," kata Erick. 

 

Sebelumnya, pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah membengkak hingga USD7,2 miliar atau setara Rp116 triliun.

Toto mengatakan komposisi utang tersebut sekitar 75 persen merupakan pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan suku bunga sekitar 3,5-4 persen. Hal ini membuat konsorsium PT KCIC yang mayoritas dipegang oleh PT KAI perlu membayar bunga utangnya saja sekitar Rp2 triliun per tahun.

"Kalau kita melihat total biaya investasi awal ditambah cost overrun itu kan hampir USD7,2 miliar (utang KCJB). Bahkan utang yang 75 persen dari CDB itu dengan bunga 3,5 sampai 4 persen, mereka (KCIC) harus bayar bunganya saja mungkin Rp2 triliun ya," ujarnya saat dihubungi Okezone.

Belum lagi, Toto juga menyoroti pembukuan kerugian PT KCIC yang praktis membebani PT KAI sebagai pemilik mayoritas konsorsium tersebut. Tercatat, perusahaan itu masih menelan kerugian sebesar Rp1,6 triliun pada semester I 2025. Jumlah ini menyusut jika dibandingkan dengan Semester I 2024 sebesar Rp2,3 triliun.

Menurutnya, beban utang yang cukup besar itu tidak akan mampu ditutup jika mengandalkan pendapatan dari penjualan tiket semata. Mengingat, saat ini okupansi harian Whoosh juga masih berada di bawah skenario moderat yaitu 60 persen.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement