"Agar transmisi bekerja, pemerintah dan BI perlu mengikat komitmen bank dengan target pembiayaan sektoral pada perumahan rakyat, manufaktur padat karya, agro, dan logistik," jelas Syafruddin.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya pengawasan ketat untuk memastikan dana disalurkan ke sektor produktif, bukan untuk spekulasi.
"Disiplin disinflasi harus terjaga, kualitas kredit perlu diawasi saat ekspansi membesar, dan aliran likuiditas mesti tetap diarahkan ke produksi bukannya spekulasi portofolio," pungkasnya.
Dengan orkestrasi yang rapi antara kebijakan moneter dan fiskal, Syafruddin optimistis Indonesia memiliki kesempatan langka untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(Feby Novalius)