JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyalurkan kredit konsolidasi hingga Rp1.701 triliun di semester I 2025, meningkat 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini mengatakan, angka ini jauh di atas pertumbuhan rata-rata industri perbankan yang tercatat 7,03 persen yoy pada periode yang sama, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Pertumbuhan kredit yang kami capai menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis. Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas," ujar Novita dalam paparan kinerja di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Novita menambahkan, pertumbuhan kredit yang kuat ini terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Penyaluran kredit Bank Mandiri menjangkau sektor-sektor prospektif seperti konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya. Hal ini menegaskan upaya Bank Mandiri dalam menyediakan akses pembiayaan yang sesuai dengan potensi ekonomi di setiap daerah.
Lewat optimalisasi sinergi dengan pelaku usaha, pertumbuhan kredit Bank Mandiri menjadi lebih inklusif. Segmen UMKM, misalnya, mencatatkan peningkatan signifikan dengan pertumbuhan kredit mikro produktif sebesar 12,6 persen secara tahunan pada akhir Kuartal II 2025.
Realisasi ini memperkuat peran bank berkode emiten BMRI ini dalam mengoptimalkan ekonomi kerakyatan dan mendorong penciptaan lapangan kerja.
Di samping pertumbuhan kredit yang pesat, Bank Mandiri tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Kualitas aset perseroan terjaga dengan baik, terbukti dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang berada di level 1,08 persen secara bank only, jauh lebih baik dari rata-rata industri sebesar 2,22 persen.
Selain itu, rasio pencadangan atau NPL Coverage Ratio Bank Mandiri mencapai 273 persen, mencerminkan ketahanan finansial yang solid.
“Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas Novita.
Adapun, kinerja solid ini juga ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai Rp1.828 triliun atau naik 10,7 persen yoy, didorong oleh peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang mencapai 78,4 persen.
Selain itu, Bank Mandiri melaporkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp24,5 triliun pada semester I 2025. Angka ini turun 7,7 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan laba di periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp26,55 triliun.
Meskipun demikian, Bank Mandiri mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan berkelanjutan di berbagai lini bisnis, yang menunjukkan optimisme perseroan.
(Taufik Fajar)