Kesepakatan tersebut menjadi kerangka kerja bagi potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran (MHP) per tahun. Proyek dengan nilai investasi USD1,42 miliar ini bakal melibatkan INCO dengan mitra global lainnya.
Research Retail Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, Sharon Natasha menyampaikan bahwa selain dipicu oleh aksi Danantara, sentimen positif INCO juga datang dari persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
Persetujuan itu memungkinkan perseroan untuk menjual 2,2 juta ton bijih saprolite dari tambang Bahodopi, Sulawesi Tengah, mulai Juli 2025. Aksi tersebut juga diproyeksikan mendorong kinerja keuangan perseroan pada semester II/2025.
“Artinya, ini ada potensi untuk kinerja INCO terdongkrak pada semester II-2025 karena didukung dari sisi penjualan bijih saprolite,” pungkas Sharon.
(Feby Novalius)