ISF juga menghadirkan tokoh-tokoh dari perusahaan teknologi dan energi bersih dunia, seperti Abdulla Zayed dari Masdar, Thomas Brostrom dari ACWA Power, serta Zhao Bin, Presiden Asia Pasifik dari LONGi Group, salah satu pemain utama dalam industri tenaga surya global.
Perspektif dari sektor bioenergi dan teknologi hidrogen akan turut dibagikan oleh Mathieu Geze dari HDF Energy, memperkuat narasi bahwa Indonesia siap menjadi bagian dari ekosistem energi masa depan.
Dari dunia akademik dan ilmiah, forum akan diwarnai oleh kehadiran John Coates, Profesor dari University of California, Berkeley, yang memimpin riset energi dan biosains di salah satu lembaga terkemuka dunia.
Kehadiran lembaga-lembaga internasional juga tak kalah penting, seperti UNESCO, yang diwakili oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, dan Temasek Foundation, yang dipimpin oleh Boon Heong, serta Google Asia Pacific yang akan membahas peran kecerdasan buatan dan transformasi digital dalam penciptaan lapangan kerja hijau.
ISF 2025 bukan sekadar forum diskusi, melainkan platform implementasi. Salah satu puncak agenda adalah penandatanganan sejumlah Memorandum of Understanding (MoU) strategis antara pemerintah Indonesia dan mitra internasional.
MoU ini mencakup sektor-sektor utama seperti energi terbarukan, listrik hijau, bioenergi, pengelolaan sumber daya berbasis alam (nature-based solutions), mobilitas rendah emisi, hilirisasi mineral kritis, serta pendanaan dan carbon market.