Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta Bom Waktu Utang Kereta Cepat Whoosh, Luhut Turun Tangan hingga Disebut Sudah Busuk

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Senin, 20 Oktober 2025 |06:02 WIB
6 Fakta Bom Waktu Utang Kereta Cepat Whoosh, Luhut Turun Tangan hingga Disebut Sudah Busuk
6 Fakta Bom Waktu Utang Kereta Cepat Whoosh, Luhut Turun Tangan hingga Disebut Sudah Busuk (Foto: KCIC)
A
A
A

JAKARTA - Penyelesaian utang kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh memasuki babak baru usai disebut sebagai bom waktu. Kini Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan turun tangan menyelesaikan masalah utang kereta cepat Whoosh tersebut.

Yang jelas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak pembayaran utang kereta cepat Whoosh menggunakan APBN. Menurutnya, Danantara Indonesia yang harus membayar utang tersebut karena sudah mengelola dividen BUMN hingga Rp80 triliun.

"Kalau pakai APBN agak lucu. Karena untungnya ke dia (Danantara), susahnya ke kita. Harusnya kalau diambil (dividen BUMN), ambil semua gitu (termasuk beban utang BUMN)," tegas Purbaya.

Berikut ini Okezone rangkum utang kereta cepat Whoosh, Jakarta, Senin (20/10/2025).

1. Luhut Turun Tangan Atasi Utang Whoosh

Menurut Luhut, Presiden Prabowo Subianto akan segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk pembentukan tim penyelesaian utang Kereta Cepat Whoosh.

Luhut menjelaskan, tim ini yang nanti akan menangani persoalan utang konstruksi jumbo proyek Kereta Cepat yang dibesut oleh Presiden ke-7 Joko Widodo. Beberapa skema akan disiapkan agar utang jumbo whoosh tidak menjadi bom waktu dan membebani APBN.

"Sekarang sedang dikerjakan dari kantor saya, Seto yang paham betul mengenai itu. Tadi pagi saya tanya, kita tinggal tunggu Keppres saja. Ada Keppres dari Presiden mengenai timnya," kata Luhut saat ditemui di sela-sela acara  1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

2. Luhut Koordinasi dengan Danantara

Luhut mengaku utang jumbo kereta cepat Whoosh akan ditangani langsung olehnya bersama dengan Danantara Indonesia.

"Karena dulu saya yang menangani (proyek kereta cepat), jadi supaya berlanjut saya sudah beritahu pak Rosan (CEO Danantara), dan pak Rosan juga sudah sepakat untuk segera kita tangani bersama," sambungnya.

Pada kesempatan itu Luhut menegaskan bahwa penyelenggaraan sistem transportasi publik memang memerlukan dukungan APBN. Tujuannya agar punya harga keekonomian yang tepat dan terjangkau digunakan oleh khalayak luas.

"Ingat ya, tidak ada publik transport itu di dunia ini yang menguntungkan. Selalu banyak subsidi Pemerintah. Tapi tentu harus subsidi yang betul-betul terukur," lanjutnya.

 



3. Luhut Sebut Sudah Busuk sejak Awal

Luhut mengakui dirinya sejak awal terlibat dalam proyek pembangunan kereta cepat Whoosh. Dia mengaku proyek ini sudah bermasalah sejak awal.

"Restructuring saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang. Kita coba perbaiki, kita audit BPKP, kemudian kita berunding dengan China," kata Luhut.

4. China Dikabarkan Sepakat Restrukturisasi Utang Whoosh

China dikabarkan telah menyetujui langkah restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat. Namun proses restrukturisasi ini masih menunggu pembentukan tim restrukturisasi melalui penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) dari Presiden Prabowo Subianto.

"China itu hanya bilang, 'kita akan mau terus sampai ke Surabaya kalau kalian jadi menyelesaikan masalah restructuring ini segera'. Saya bilang waktu ke China 3 bulan lalu, 'oke, tapi tinggal tunggu Keppres, supaya timnya dikerjakan'," kata Luhut.

5. Purbaya Tegaskan Utang Whoosh Tak Pakai APBN

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Whoosh tidak akan menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Menurutnya, kewajiban utang tersebut akan ditangani melalui Danantara Indonesia, lembaga investasi pemerintah yang menghimpun dividen dari BUMN.

“Bukan enggak dibayar, tapi (lewat) Danantara, bukan APBN. Arahan saya maunya ke sana,” ujar Purbaya saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

 



6. Nilai Proyek Kereta Cepat Whoosh

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh merupakan proyek strategis nasional yang digarap sejak 2016 dan resmi beroperasi pada Oktober 2023.

Nilai investasi proyek ini mencapai USD7,27 miliar atau setara Rp118,37 triliun dengan kurs Rp16.283 per USD. Angka ini sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar.

Dari total investasi tersebut, sekitar 75% dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Kereta Cepat Whoosh digarap di bawah pengelolaan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sebanyak 60% konsorsium itu dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan sisanya dimiliki konsorsium China Railway yang terdiri dari lima perusahaan.

PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia yang menguasai saham mayoritas sebesar 58,5%, disusul PT Wijaya Karya 33,4%, PT Jasa Marga 7,1%, dan PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 1,03%.

Pada 2024, PSBI mencatat kerugian sekitar Rp4,2 triliun dan hingga saat ini masih terus berlanjut.

Per semester I-2025, kerugian itu tercatat senilai Rp1,63 triliun. Adapun nilai rugi bersih PSBI yang dikontribusikan ke KAI mencapai Rp951,5 miliar per Juni 2025.

Selain beban utang, ada bunga utang yang harus diselesaikan. Dalam hitungan, besaran sekitar USD120,9 juta atau hampir Rp2 triliun per tahun. Angka itu berdasarkan bunga tahunan untuk utang pokok sebesar USD6,02 miliar sebesar 2% dan bunga untuk pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 3,4% per tahun.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement