Dicontohkannya, kereta cepat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, dan UMKM seperti warung-warung banyak muncul di titik pertumbuhan ekonomi baru tersebut.
Dengan adanya Whoosh, sektor pariwisata di Bandung meningkat dengan baik, serta nilai properti juga turut naik. Sebagai pembanding, dilihat dari transportasi massal di negara lain juga sama; hitungannya adalah investasi.
"Baik di Korea, Cina, Jepang, Eropa. Seperti di Metro Paris, subsidinya hampir 50 persen. London Underground juga sama, subsidinya hampir 50 persen," terangnya.
Untuk Whoosh, Jokowi menyebut jika jumlah penumpang terus naik setiap tahun, maka kerugiannya akan semakin mengecil. Saat ini, proyek baru berada di tahun-tahun pertama. Diperkirakan, setelah enam tahun, kerugian semakin mengecil, tergantung perpindahan orang naik kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Mengenai kerugian Whoosh yang tidak ditanggung APBN, Jokowi menegaskan bahwa hal itu merupakan kewenangan pemerintah, dan dirinya enggan menjawab.
(Feby Novalius)