Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bapanas Ungkap Alasan Optimalkan Potensi Pangan Lokal

Taufik Fajar , Jurnalis-Kamis, 20 November 2025 |13:17 WIB
Bapanas Ungkap Alasan Optimalkan Potensi Pangan Lokal
Pangan Lokal (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan arah baru pembangunan pangan nasional bergerak menuju kemandirian dan kedaulatan pangan yang bertumpu pada kekuatan lokal. 

Transformasi tersebut memastikan akses pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) bagi seluruh warga.

“Bapanas mengonsolidasikan melalui pengembangan Desa B2SA yang memadukan edukasi, pemberdayaan warga, serta pemanfaatan potensi pangan di wilayah masing-masing.” jelas Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/11/2025).

Implementasi Desa B2SA sendiri memanfaatkan Dana Alokasi Khusus guna mendukung tematik Kawasan Produksi Pangan Nasional (KPPN). Sebanyak 809 penerima manfaat dari Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dipilih dalam upaya penguatan pangan lokal.

“Program ini selaras dengan RPJMN 2025–2029 yang menempatkan swasembada dan diversifikasi konsumsi sebagai salah satu prioritas nasional. Perpres 81 Tahun 2024 kemudian mengarahkan percepatan penganekaragaman berbasis sumber daya lokal sebagai instrumen reformasi pangan yang komprehensif.” tegas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal.

 

Rumah Bibit, demplot, serta pertanaman anggota yang dikelola PKK dan KWT menurut Andriko menjadi bukti konkret praktik baik Desa B2SA. Dimana masyarakat membangun ekosistem pangan yang tumbuh dari inisiatif warga dan diperkuat melalui dukungan kebijakan nasional.

Pangan Lokal

Andriko juga berharap Desa B2SA dapat diintegrasikan dengan program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Ke depannya hasil Rumah Bibit, demplot, serta pertanaman anggota diharapkan dapat memasok kebutuhan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat dalam pemenuhan menu MBG.

“Budidaya di lapangan memperlihatkan capaian nyata. Seperti KWT Sekartanjung di Desa Tanjungrasa yang berhasil mengembangkan beragam sayuran seperti cabai rawit, kangkung, bayam, kembang kol, seledri, sampai pare. Semua dikelola secara komunal dengan memanfaatkan lahan anggota. Hasilnya dimanfaatkan untuk warga sekitar.” ungkap Andriko.

Ada pula kolam ikan lele dan patin yang dibudidaya KWT Mekar Tani di Desa Rawamekar. Menurut Ketua KWT desa tersebut, Ade Listyowati, warga sekitar telah banyak mendapatkan manfaat dari hasil Desa B2SA.

“Panen lele kita mencapai 1 kuintal 3 kilogram, sebagian dikonsumsi untuk anggota dan sebagian dijual. Pendapatan dari penjualan diputar kembali untuk kami belikan benih patin.” tambahnya.

Pelaksanaan bimbingan teknis pun turut menjadi pengungkit inovasi pangan lokal. 20 sesi bimtek juga digelar untuk memperkuat keterampilan pengolahan, didampingi 3 kali sosialisasi pola konsumsi B2SA. Pendekatan tersebut diyakini membangun fondasi kompetensi yang menopang kemandirian pangan desa.

“Hasil bimteknya juga sudah mulai terlihat, di Balepot Desa Langensari dengan produksi keripik ikan, sedangkan KWT Sedap Malam Desa Ciasem menjadi penghasil selai terong.” lanjut Andriko.

Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Subang, Rusdianto, dalam sambutannya mengungkapkan produk-produk tersebut direncanakan akan dipasarkan sebagai hasil komoditas desa. Dua contoh tersebut menunjukkan hadirnya nilai tambah dan membuka peluang ekonomi baru di desa.

Adapun fasilitasi peralatan produksi yang diberikan Bapanas berupa kompor, alat masak, blender, serta mesin penggiling turut memperluas kapasitas pengolahan, sehingga diharapkan desa dapat memperkuat rantai nilai pangan tanpa bergantung pada infrastruktur eksternal.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement