Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Temukan Harta Karun Potensi 3 Miliar Ton Mineral

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 24 November 2025 |17:53 WIB
RI Temukan Harta Karun Potensi 3 Miliar Ton Mineral
Freeport Temukan Harta Karun (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, membeberkan adanya potensi sumber daya mineral baru sebesar 3 miliar ton bijih di wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport Papua. Temuan ini membuka peluang besar bagi perpanjangan umur operasi tambang setelah 2041, tahun berakhirnya izin kontrak saat ini.

Dia menjelaskan bahwa Freeport saat ini memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar ton bijih yang akan ditambang hingga 2041. Namun di luar itu, perseroan menemukan sumber daya mineral tambahan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3 miliar ton.

"Cadangan kita yang ada di wilayah IUPK sekarang adalah 1,3 miliar ton bijih, yang akan diambil sampai 2041. Kemudian ada lagi sumber daya yang kira-kira jumlahnya 3 miliar ton, tetapi itu belum menjadi cadangan, masih berupa sumber daya," ujar Tony dalam RDP Bersama Komisi VI DRP RI, Senin (24/11/2025)

Tony menjelaskan bahwa dari 3 miliar ton sumber daya tersebut, hanya sebagian yang dapat dicatat sebagai cadangan. Menurutnya, dalam praktik pertambangan, proses konversi sumber daya menjadi cadangan biasanya menyusut sekitar 30-40%.

"Kalau 3 miliar itu nanti jadi cadangan, kemungkinan turun sekitar 30 sampai 40 persen, sehingga mungkin tersedia sekitar 2 miliar ton cadangan," jelasnya.

 

Jika sumber daya itu berhasil dikonversi menjadi cadangan, umur tambang Freeport dapat diperpanjang hingga 25 tahun lagi, dengan asumsi tingkat produksi saat ini mencapai 75 juta ton bijih per tahun.

Meski potensinya besar, Tony menegaskan bahwa sumber daya tersebut belum dapat dikategorikan sebagai cadangan karena belum melalui proses eksplorasi lanjutan, studi kelayakan, dan desain teknis tambang.

"Untuk mengubah sumber daya menjadi cadangan perlu eksplorasi menyeluruh. Prosesnya bisa memakan waktu 10 sampai 15 tahun, termasuk eksplorasi, engineering design, feasibility study, sampai pembangunan terowongan-terowongan," ujar Tony.

Ia menambahkan bahwa Freeport belum memulai eksplorasi intensif karena cadangan yang ada saat ini masih mencukupi kebutuhan operasi hingga 2041. "Itu (eksplorasi) tidak kami lajukan, kenapa belum, karena kan cukup masih sampai 2041, berarti saya tidak bisa justified untuk spending," lanjutnya.

"Karena cadangan kami masih cukup sampai 2041, saya tidak bisa membenarkan untuk melakukan spending besar-besaran untuk eksplorasi sekarang," ujarnya.

Tony menegaskan bahwa potensi 3 miliar ton ini merupakan peluang jangka panjang yang dapat menjamin keberlanjutan operasi Freeport di Papua setelah izin IUPK berakhir.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement