Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rekor Baru di USD4.415, Logam Mulia Rp2,6 Juta

Anggie Ariesta , Jurnalis-Minggu, 21 Desember 2025 |14:30 WIB
Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rekor Baru di USD4.415, Logam Mulia Rp2,6 Juta
Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rekor Baru di USD4.415, Logam Mulia Rp2,6 Juta. (Foto: okezone.com/IMG)
A
A
A

JAKARTA - Harga emas dunia dan logam mulia diprediksi terus mencatatkan tren positif. Bahkan bisa terus mencetak rekor baru pada pekan depan.

Menutup perdagangan Sabtu pagi di level USD4.338 per troy ons dengan harga logam mulia domestik di angka Rp2.491.000, emas dunia diyakini memiliki momentum kuat untuk melampaui rekor tertingginya pada Oktober lalu di level USD4.381.

“Nah ini yang kemungkinan besar akan mendongkrak harga emas dunia ya, kemudian logam mulia di USD4.415 dalam minggu ini ya, kemudian harga logam mulianya di Rp2.600.000,” kata Ibrahim dalam risetnya, Minggu (21/12/2025).

Bahkan, jika fundamental ekonomi dan nilai tukar Rupiah terus mendukung, target harga Rp2.700.000 per gram diperkirakan dapat tercapai pada penghujung tahun ini.

Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi teknis. Jika harga emas dunia turun, level dukungan (support) pertama berada di USD4.291 dengan estimasi harga domestik Rp2.475.000, sementara support kedua berada di USD4.256 yang dapat menekan harga logam mulia hingga ke level Rp2.400.000.

Sebaliknya, penguatan jangka pendek akan menghadapi titik resistansi pertama di USD4.378 yang diprediksi akan membawa harga domestik ke Rp2.510.000 pada perdagangan hari Senin.

Di sisi lain, pergerakan nilai tukar Rupiah diproyeksikan masih akan fluktuatif dalam rentang Rp16.680 hingga Rp16.820 per dolar AS, sejalan dengan indeks dolar AS (DXY) yang ditutup di level 98,695 dengan rentang fluktuasi antara 98,142 hingga 99,240.

Fluktuasi harga emas dan mata uang ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

Meskipun data tenaga kerja memberikan sinyal penurunan suku bunga pada Januari mendatang, para ekonom tetap bersikap hati-hati karena penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 43 hari terakhir telah mendistorsi data ekonomi penting seperti inflasi dan pengangguran.

Meskipun ada perbedaan pendapat di internal The Fed, Ibrahim menilai mayoritas gubernur bank sentral cenderung mendukung penurunan suku bunga. Faktor ini, ditambah dengan pernyataan sembilan gubernur The Fed pada pekan depan, akan menjadi pusat perhatian pelaku pasar global.

Selain faktor moneter, eskalasi geopolitik menjadi pendorong utama atau booster bagi harga emas sebagai aset aman (safe haven). Ketegangan di Amerika Latin meningkat tajam setelah Presiden Donald Trump menyatakan kesiapan untuk mengintervensi pemerintahan Maduro di Venezuela, yang ditandai dengan penangkapan kapal tanker minyak kedua.

Situasi ini tidak hanya memanaskan suhu politik di kawasan tersebut, tetapi juga berpotensi mengganggu produksi minyak dunia sebesar 1,1 juta barel per hari.

Di Eropa, meskipun ada rencana pertemuan damai antara Rusia dan Amerika Serikat, jurang perbedaan mengenai penguasaan wilayah dan status Ukraina di NATO tetap lebar. Bahkan, bantuan persenjataan dari NATO mengisyaratkan perang di Ukraina bisa berlanjut hingga dua tahun ke depan.

 

Sentimen paling krusial yang diprediksi akan mendongkrak harga emas ke level rekor adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Fokus Israel kini bergeser dari isu reaktor nuklir ke program rudal balistik supersonik Iran yang dianggap mengancam wilayah strategis mereka.

Rencana invasi militer baru Israel ke Iran, yang kini tengah dikomunikasikan dengan Presiden Donald Trump, diperkirakan akan menjadi katalis utama yang memicu lonjakan harga emas dunia melampaui level USD4.415 dalam waktu dekat.

Kombinasi antara ketidakpastian moneter di AS, krisis di Venezuela, perang berkepanjangan di Eropa, serta ancaman konflik besar di Timur Tengah menciptakan landasan kuat bagi penguatan emas sebagai instrumen lindung nilai di akhir tahun 2025.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement