KWT Sari Amerta Giri lahir dari kesamaan latar belakang para perempuan Desa Wanagiri sebagai petani. Di awal pendirian, kelompok ini hanya beranggotakan 12 orang dengan kondisi sumber daya manusia yang beragam, baik dari segi pendidikan, cara berpikir, maupun pengalaman usaha.
Meski demikian, kebersamaan sebagai sesama petani sekaligus perempuan menjadi modal utama untuk mereka berani melangkah bersama.
Di awal usaha, tantangan terbesar yang dirasa bukan hanya keterbatasan modal, tetapi juga minimnya pengetahuan tentang bagaimana memajukan usaha kopi.
Menurut Ani, saat itu KWT Sari Amerta Giri sudah ada, namun belum mendapat perhatian dan pendampingan yang cukup akan pengetahuan terkait pengolahan hingga pemasaran produk.
Selain itu, saat itu perempuan desa masih dipandang sebelah mata.
Alih-alih mundur, Ani justru menjadikan hal itu sebagai pemicu semangat untuk berjuang. Ia terus membawa nama Desa Wanagiri ke berbagai kesempatan dan memperkenalkan kopi arabika dari Buleleng.
Eksistensi KWT Sari Amerta Giri semakin menguat ketika mendapatkan pendampingan dari BRI lewat Program Aspire to Uplift, Revive, and Achieve (AURA).