JAKARTA - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) tampaknya bakal menjual unit usahanya yang menopang sekira 91 persen kinerjanya, Hypermart kepada investor global. Perseroan mengaku investor global yang namanya tidak disebutkan tersebut sudah mengutarakan minatnya.
"Studi awal menarik minat dari investor asing yang memiliki nama mendunia untuk berinvestasi dan menjalin kerja sama untuk mengembangkan Hypermart," jelas Direktur Komunikasi Perusahaan MPPA Danny Kojongian dalam keterangan tertulisnya kepada okezone di Jakarta, Selasa (26/10/2010).
Sebelumnya dia menjelaskan jika Merrill Lynch (Singapore) Pte Ltd (MLS) telah selesai melakukan review atas MPPA. Dan Danny mengaku nilai Hypermart sangat tinggi.
Tujuan MLS ini untuk mengkaji opsi strategis, terkait dengan identifikasi untuk memaksimalkan nilai Perusahaan. Untuk itu, tampaknya spin-off Hypermart dari bisnis yang spesifik atau penerapan suatu kemitraan strategis adalah hal yang akan diambilnya.
Langkah MPPA yang rencananya bakal melepas unit bisnis ritelnya, Hypermart yang menopang sekira 91 persen dari kinerja MPPA ini tampaknya bukanlah hal baru karena sudah terendus sebelumnya.
Padahal, Setelah melepas anak usahanya, PT Matahari Departement Store Tbk (MDS/LPPF), MPPA sekarang bergantung kepada bisnis food ritel yang terdiri dari Hypermart dan Food Mart. Selanjutnya, Hypermart akan dipisah dari unit usahanya yang lain. Selanjutnya, Hypermart akan dijadikan perusahaan tersendiri, yang selanjutnya akan dilepas.
“Sudah bisa diprediksi Lippo, dalam hal ini MPPA akan menjual Hypermart. Sehingga akan ada dana cash yang masuk ke MPPA,” kata analis Eko Kapital Cece Ridwanullah belum lama ini.
Sebelumnya, MPPA menjual saham 90,76 persen saham MDS kepada antara Meadows Asia Company (MAC) yang merupakan perusahaan joint venture antara MPPA dengan CVC Capital pada harga Rp 2.705,33 per saham. Total nilai transaksi ini mencapai Rp 7,164 triliun. MPPA masih akan memiliki 20 persen saham di LPPF secara tidak langsung melalui MAC.
Sisanya sebesar 80 persen saham MAC dikuasai CVC Capital. Adapun mekanisme pembayarannya dilakukan dalam tiga cara. Pertama, pembayaran tunai sebesar Rp5,3 triliun, kedua piutang sebesar Rp1 triliun serta ketiga penyertaan saham MPPA di MAC sebesar 20 persen saham.
Tampaknya grup Lippo tengah mencari banyak dana. Alhasil, perusahaan yang berada di bawah grup Lippo, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Matahari Putera Prima Tbk (MPPA) giat menggelar aksi korporasi di pasar modal, baik itu pelepasan saham atau pun penjualan asetnya. Tapi apakah aksi korporasi ini hanya merupakan akal-akalan untuk mendapat dana segar dari pasar?
“Untuk itu, hal itu harus terus dipantau hal itu (aksi korporasi),” tukas Cece.
(Widi Agustian)