Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kimia Farma Antisipasi Merger Indofarma

Juni Triyanto , Jurnalis-Kamis, 23 Desember 2010 |07:27 WIB
Kimia Farma Antisipasi Merger Indofarma
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menyiapkan langkah persiapan menghadapi transformasi perusahaan di masa mendatang,termasuk kemungkinan merger dengan PT Indofarma Tbk (INAF). Perseroan saat ini tengah mengkaji road map transformasi tersebut di awal tahun depan.

"Ini merupakan antisipasi kami kalau memang merger itu terjadi. Kajian road map tersebut, kami harapkan selesai Februari 2011,” ujar Direktur Utama KAEF Sjamsul Arifin di Jakarta.

Menurutnya,transformasi tersebut merupakan langkah mengembangkan perseroan menghadapi perkembangan saat ini. Dengan adanya persiapan yang dilakukan, maka saat terjadi merger, perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan farmasi yang kuat. Terutama dengan keunggulan yang dimiliki masing-masing perusahaan.

“Tapi kalau masalah progress, itu wewenang pemerintah. Kami hanya menerima saja apa yang menjadi keputusannya,” tutur Sjamsul.

Dia melanjutkan,saat ini manajemen fokus meningkatkan performa perseroan di industri farmasi lebih baik lagi. Tahun depan,perseroan merencanakan relokasi sejumlah pabrik yang dimiliki, agar produksi yang dihasilkan bisa bertambah. Begitupula dengan jalurjalur distribusi , melalui apotikapotik yang dimiliki.

Saat ini, Kimia Farma memiliki lima pabrik, yaitu di wilayah Bandung,Jakarta, Semarang,Medan,Jombang (Jawa Timur). Untuk 2011, rencana pabrik yang akan direlokasi adalah pabrik Bandung.“Biayanya masih kami kaji, tapi kemungkinan cukup besar. Karena, nantinya kami juga akan meningkatkan kapasitasnya,” tuturnya.

Dengan belum selesainya kajian tersebut, belanja modal Kimia Farma 2011 masih sebesar Rp100 miliar untuk keperluan modal kerja serta keperluan regulasi. Jika rencana relokasi jadi dilakukan, maka akan menyedot biaya jauh lebih besar dari anggaran tersebut.

Rencana pembentukan induk usaha (holding) BUMN farmasi merupakan proyek besar yang direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kinerja BUMN farmasi. Awalnya rencana tersebut bisa terealisir tahun ini,namun karena masih adanya beberapa kendala, rencana tersebut baru bisa dilakukan tahun depan.

Terpisah Direktur Utama INAF, P Sudibyo juga mengatakan kesiapannya. Namun sebelum merger dilakukan,perlu adanya konsolidasi sehingga perusahaan baru tersebut akan memiliki organisasi yang baik serta benar-benar kuat. “Buat kami lebih enak (merger), karena masalahnya itu tidak banyak,” ujarnya belum lama ini.

Analis Pasar Modal,David Ferdinandus melihat saham KAEF masih cukup menjanjikan, terutama dengan pertumbuhan pada sektor farmasi. Dengan sejumlah rencana ekspansi yang dilakukan perseroan, akan memberi pengaruh positif terhadap kinerja KAEF di masa mendatang.Termasuk juga rencana pembangunan pabrik, meskipun realisasinya baru bisa dirasakan dua tahun mendatang.

Jika memang merger bisa dilakukan tahun depan, maka akan berdampak signifikan terhadap perkembangan kinerja perusahaan baru tersebut. “Secara kinerja perseroan tahun ini, masih akan positif, terutama adanya sejumlah proyek dari pemerintah," katanya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement