JAKARTA - Pemerintah yakin bahwa ekonomi Indonesia tidak mengalami overheating seperti yang dilaporkan lembaga asing belakangan ini. Bahkan, ekonomi Indonesia dinyatakan baik-baik saja.
"Ekonomi kita di kuartal satu kemarin tumbuh sekira 6,1 persen sementara sekarang sekira 6,4 persen dan outlook sekira 6,6-6,7 persen dan itu normal. Rupiah kita juga menguat terus," kata Menteri Perekonomian Hatta Rajasa dijumpai di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (25/4/2011).
Lebih lanjut, dia mengatakan bila Indonesia harus waspada terhadap tiga hal yakni inflasi global, kenaikan harga-harga pangan akibat ketidaknormalan iklim, dan kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price) yang sudah di luar prediksi mencapai USD102 per barel per Desember- Maret kemarin dari prakiraan harga sekira USD80 per barel.
"Kami sempat menyayangkan juga kenapa kita tidak bisa memanfaatkan kenaikan harga ini, karena lifting kita juga mungkin tidak tercapai," katanya.
Diakuinya, program pengetatan dalam masalah minyak belum dilakukan pemerintah. "Yang penting disiplin dan mengetahui dengan pasti bahwa anggaran subsidi kita terbatas," katanya.
Selain itu, pemerintah sudah melakukan exercise untuk target volume produksi minyak pada 2012 yang berada di kisaran 960-970 ribu barel dan di 2013 nanti sudah akan mencapai target, yaitu di angka satu juta barel.