JAKARTA - Meskipun terbilang investasinya masih mahal, Indonesia harus mulai menggalakkan penggunaan energi baru terbarukan.
"Energi baru terbarukan cukup mahal untuk dibuat. Namun Indonesia berpotensi besar memiliki sumbernya, seperti geothermal maupun energi gelombang air laut," ungkap Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan Kadin Harry Salman F Sohar saat konferensi pers, di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (8/7/2011).
Dicontohkannya, untuk setiap 10 megawatt (mw) dibutuhkan investasi sebesar USD100 miliar. "Ini mahal tapi untuk jangka panjang ini bagus. Ada banyak yang bisa dimanfaatkan. Angin, air terjun, gelombang, sinar surya," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim, Shinta Widjaja Kamdani menyatakan jika dibutuhkan peran pemerintah dalam tercapainya penggunaan energi baru terbarukan. "Ini adalah peran pemerintah untuk mewujudkannya serta peran instansi terkait yang lainnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi sumber energi terbarukan di mana energi tersebut menjadi energi alternatif di masa depan. Berkurangnya produksi minyak dan gas bumi menyebabkan energi terbarukan menjadi sesuatu yang penting dan harus dikembangkan. Pemerintah juga telah mencanangkan program 2025 yang artinya pada 2025 mendatang penggunaan energi terbarukan sudah mencapai 25 persen.
(Andina Meryani)