JAKARTA - Melonjaknya pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahunnya bukan merupakan penyebab terjadinya overkuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Itu asumsi, itu akan saya cek ke menterinya (Menteri ESDM Jero Wacik). Saya tidak yakin (karena mobil dan motor). Saya ingin tahu dulu statement-nya yang tepat seperti apa," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat kala ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (7/3/2012).
Menurutnya, hanya dengan asumsi tersebut, pihaknya tidak akan mengambil langkah untuk membatasi pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia. "Kemenperin tidak bisa mengurangi produksi, yang bisa saya lakukan adalah membantu ekspor itu tetap," tegas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa waktu yang lalu Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan bahwa salah satu poin terjadinya overkuota pada Desember 2011 adalah melonjaknya pertumbuhan kendaraan bermotor Indonesia.
"Overkuota terjadi karena beberap faktor, dimana diantaranya ada penambahan jumlah kendaraan bermotor, yakni sepeda motor bertambah 850 ribu, mobil bertambah 900 ribu. Kemudian ada migrasi konsumen dari BBM nonsubsidi ke BBM bersubsidi dikarenakan harga yang senjang," pungkas Jero.
Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa sendiri mengungkapkan subsidi habis oleh kalangan menengah ke atas. Hal tersebut, merujuk pada banyaknya mobil yang ada di Jakarta.
"Ingat 70 persen (subsidi BBM) yang nilainya ratusan triliun itu dinikmati bukan oleh masyarakat kita yang lemah tetapi yang relatif mampu dan sebagian besar habis di kendaraan roda empat," tegas Hatta di kesempatan yang sama.
(Martin Bagya Kertiyasa)