Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Subsidi Pemerintah untuk BBM Jadi Rp137 T

Susi Fatimah , Jurnalis-Minggu, 01 April 2012 |12:17 WIB
Subsidi Pemerintah untuk BBM Jadi Rp137 T
Menkeu Agus Martowardojo. Foto: Runi/okezone
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan bila subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) saat ini menjadi Rp137 triliun dari sebelumnya Rp123 triliun.

"Ada kenaikan tapi tidak seperti yang lalu, di mana kita tidak ada kepastian, subsidi bisa besar sekali karena harga BBM dunia meningkat tinggi. Padahal asumsi kita USD90 per barel. Sekarang sudah kita sesuaikan, jadi dalam keadaan yang baik dan aman," ungkap Menteri Keuangan Agus Martowardojo kepada wartawan, di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (31/3/2012) malam.

Pemerintah pun akan tetap menjaga agar subsidi tersebut tetap baik dan juga meyakini harus tepat sasaran. Yakni menjaga agar subsidi itu jangan sampai begitu besar sehingga apabila ingin membangun infrastruktur dananya kurang karena terpakai untuk subsidi. Menurutnya, hal ini yang dilakukan pemerintah dan memperbaiki agar fiskal lebih sehat.

Di sisi lain, Agus menambahkan, perhitungan kenaikan harga BBM selama enam bulan dalam pasal tersebut terhitung setiap kali melihat harga minyak dunia, di mana ICP akan dihitung mundur selama enam bulan.

"Kalau kita sekarang hitung mundur ICP, sekarang sudah ada di kisaran USD120 per barel lebih, kita bandingkan USD120 per barel dengan USD105 persen, sudah naik 15 persen apa belum. Kalau sudah tercapai, itu kewenangan pemerintah ada. tapi pemerintah mengupayakan alternatif dulu, ada tidak cara-caranya," jelasnya.

Menurutnya, dengan adanya APBNP tersebut sudah memberikan satu ketetapan bahwa pemerintah akan mengajak semua kementerian dan lembaga untuk memotong anggarannya dengan Rp18,9 triliun.

"Itu bukti bahwa kita siap memotong anggaran kita sendiri. Tapi kita tentu harus mewaspadai harga minyak dunia," pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement