JAKARTA - Kendati harga bahan bakar minyak (BBM) batal naik, namun harga barang dan jasa di pasar sudah terlanjur menyesuaikan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah khusus agar situasi ini tidak berlanjut.
Dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan intervensi langsung pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga-harga yang terjadi.
"Karena menurut saya kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini adalah murni permainan dari para spekulan (para pedagang dan distributor)," ujar Ketua Fraksi PKB Marwan Ja’far dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (2/4/2012).
Menurut dia, mekanisme intervensi pemerintah dalam meredam spekulan ini bisa secara tegas dilakukan dengan memberikan sanksi bagi pedagang dan distributor yang sengaja menaikkan harga-harga barang. “Misalnya dengan mencabut izin usaha dan lain-lain,” terangnya.
Sebab, menurut dia, jika harga yang digerakan naik oleh para spekulan, yaitu pegadang besar dan distributor ini bisa dipaksa menurunkan harga-harga tersebut, akan berdampak pada harga jual para pengecer menjadi lebih murah mengikuti harga distributor.
Sehingga kebutuhan barang pokok yang dibeli konsumen bisa kembali ke harga normal. Dalam kaitan ini intervensi pemerintah menunjukkan adanya keberpihakan kepada masyarakat dengan cara perlindungan terhadap konsumen. Hal itu sesuai dengan UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Sedangkan dalam mendorong turunnya harga kebutuhan pokok tersebut jika pemerintah hanya melakukannya dengan Operasi Pasar atau Pasar Murah saja seperti kebiasaan selama ini dipastikan tidak akan efektif.
Karena, di sisi lain juga tergantung dari ketersediaan pasokan komoditas kebutuhan bahan pokok juga terbatas.
Untuk itu, pemerintah tetap bertanggungjawab membenahi sistem logistik nasional dan distribusi yang selama ini juga menjadi kendala yang belum tuntas diselesaikan. Sehingga terjadi disparitas harga-harga antar daerah atau pulau di Indonesia bisa diminimalisir.
"Kita meminta pemerintah bisa memberi garansi akan ketersediaan penawaran kebutuhan bahan pokok untuk tidak meleset, sehingga bisa memenuhi permintaan dari konsumsi masyarakat yang tinggi," tandasnya.