BALIKPAPAN - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menargetkan pertumbuhan penjualan plastik ramah lingkungan (degradable) hingga 15 persen per tahun dari saat ini sekira 2.000 ton per bulan. Hal ini seiring gencarnya sosialisasi penggunaan teknologi hijau dalam bidang industri.
Penggunaan plastik ramah lingkungan ini baru mulai di kampanyekan sejak 2010 lalu. Namun, dari kemampuan produksi hingga 60 ribu ton per tahun, penyerapan pasar baru di Pulau Jawa dan Bali.
"Tahun ini kita coba akan perluas ke Kalimantan, setelah itu ke Sulawesi dan Indonesia bagian timur," kata Vice President Corporate Relation TPIA Suhat Miyarso, saat ditemui acara sosialisasi industri ramah lingkungan, di Balikpapan, Selasa (5/6/2012).
Kapasitas produksi bahan baku plastic CAP menghasilkan 320 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan nasionalnya mencapai 800 ribu ton per tahun. Menurut Suhat, pihaknya telah menggandeng peritel besar sekaligus melakukan kampanye penggunaan produk ramah lingkungan agar juga bisa menyentuh pedagang tradisional.
"Setelah ada sosialisasi dan kampanye semacam ini kami harapkan ada pertumbuhan sekira 10 persen sampai 15 persen per tahun. Harapannya dalam waktu tiga sampai empat tahun ke depan semua sudah pakai plastik degradable ini, termasuk pasar tradisional," jelasnya.
Diakuinya, penggunaan plastik ramah lingkungan ini ada perbedaan harga bahan baku plastik degradable dibandingkan plastik konvensional sekira tiga sampai lima persen. "Kalau plastik degradable ini harganya sekira USD1.500-USD1.700 per tonnya," ujarnya.
Dia mengatakan, perbedaan harga ini bukan menjadi halangan bagi pihaknya untuk mengampanyekan penggunaan plastik degradable. "Kita berharap peritel besar ini menjadi vioner dalam penggunaan plastik ramah lingkungan. Di samping kita juga bekersajama dengan pemerintah dalam mengkampanye produk ramah lingkungan misalnya di Jakarta dibuat Perda yang mewajibkan ritel gunakan plastik ramah lingkungan," tuturnya.
Setelah membidik peritel besar, diharapkan masyarakat kelas menengah bawah juga bisa menggunakan plastik degradable sehingga tingkat penyerapan produk di pasaran semakin meningkat.
"Kita nanti akan sasar juga penggunaan kantong plastik ramah lingkunganpada pasar tradisional. Sekarang kita lagi terus kampanyekan ini ke ritel-ritel melalui kerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)," ujarnya.
Dijelaskannya, produk plastik degradable ini dibuat sebagai inovasi adanya anggapan bahwa plastik merupakan musuh yang harus dilawan sementara kekuatan plastik sebagai kantong angkat apa pun belum tergantikan. Adapun dari 11 persen sampah plastik yang dihasilkan oleh rumah tangga hanya menyisakan sekira tiga persen plastik yang tidak lagi memiliki nilai ekonomis.
"Melalui penambahan aditif prodegadrant yang membentuk polyethilene SF5008E sebagai bahan baku plastik degradable diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi masalah lingkungan," imbuhnya.
Plastik produk Chandra Asri Petrochemical ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang dibuat dengan priduk polyethilene SF5008E, yang sengaja didesain supaya mudah terurai. Pembungkus gulungan di supermarket, tas kresek ini secara fisik tak bisa dibedaikan.
"Dalam enam bulan sudah hancur, dan dua tahun sudah terurai di tanah. Aman dari tekanan tertentu dan aman untuk food contact," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan penggunaan plastik degradable memang sudah semestinya dilakukan terlebih dengan adanya harga yang bersaing dari produsen.
"Dengan nilai produk yang baik dan bersaing tentu pengguna akan cenderung memilih pada produk yang ramah lingkungan," katanya.
Untuk percepat penggunaan produk plastik ramah lingkungan, katanya pemerintah juga bisa dapat mengeluarkan regulasi mengenai penggunaan plastik degradable pada kantung plastik ketika harga yang ditawarkan oleh produsen sudah cukup bersaing.
"Pemerintah bisa melakukan pendekatan di (industri) hulunya sehingga tidak ada lagi plastik yang konvensional. Dengan catatan harganya bersaing, Kalau yang konvensional masih lebih murah tentu masih ada saja permintaan ke sana," ujarnya.
Aprindo tambahnya ingin mendorong anggotanya menjadi pionir dalam mengampanyekan penggunaan plastik degradable.