Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perusahaan Garam Australia Segera Masuk NTT

Sandra Karina , Jurnalis-Selasa, 26 Juni 2012 |17:58 WIB
Perusahaan Garam Australia Segera Masuk NTT
Ilustrasi. Foto: Corbis
A
A
A

JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agar investasi produsen garam asal Australia, Cheetham Salt Ltd (Cheetham) bisa segera terealisasikan pada tahun ini.

Cheetam Salt Ltd, direncanakan akan membangun pusat produksi garam industri di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai USD20 juta. Rencananya, pabrik itu akan memproduksi 250 ribu ton garam per tahun, dimana sekira 190ribu ton diantaranya adalah untuk garam inti dan 60ribu ton per tahun untuk garam plasma di lahan seluas 1.000 hektare (ha). Namun sayangnya, rencana investasi itu terkendala masalah lahan.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, dari 1.000 ha, luas lahan yang sudah dibebaskan baru 770 ha. Karenanya, Hidayat menyebut pihaknya akan mengundang sejumlah pihak terkait investasi Cheetam tersebut pada Senin minggu depan.

“Tinggal surat menyurat dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) tadi di depan Duta Besar Australia , Cheetam sudah komit untuk realisasikan investasi tahun ini, karena semua studi sudah diselesaikan,” kata Hidayat di Kemenperin, Jakarta, Selasa (26/6/2012).

Terkait nilai investasi, Hidayat memperkirakan kemungkinannya akan lebih dari USD20 juta. Pasalnya, Cheetam juga membangun pelabuhan jeti yang nilainya sekitar USD6 juta.

Hal senada diungkapkan Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Panggah Susanto. Panggah mengatakan, rencana investasi Cheetam memang harus segera direalisasikan. Hal itu, mengingat kajian teknisnya sudah dilakukan sejak dua tahun lalu serta kebutuhan garam di dalam negeri yang semakin mendesak.

“Prinsipnya BPN  sudah setuju tapi perlu dinamisasi secara formal yang diselesaikan. Secara legal formal harus difinalkan. Tadi Cheetam bilangnya Desember, kita minta lebih cepat. Investasi itu mempunyai pengaruh baik untuk lingkungannya serta bisa menggenerate kebutuhan sekitarnya. Petani plasma bisa banyak terserap,” jelasnya.

Adapun kebutuhan garam nasional, kata dia, diperkirakan mencapai dua juta ton per tahun. (gna)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement