JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan penambahan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang mendapatkan pasokan gas dari beberapa perusahaan pemasok gas dirasa sangat berarti bagi PLN.
"Tidak lama lagi, pembangkit listrik di Pulau Jawa, tidak akan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM)," jelas Nur Pamudji, usai penandatanganan kontrak kerjasama PJBG antara PT PLN (Persero) dengan Petronas Charigali Muriah Limited (PCML), di Plaza Bapindo, Jakarta, Jumat (29/9/2012).
Nur Pamudji menyebutkan, pembangkit listrik di Gresik seluruhnya sudah menggunakan gas, serta pembangkit berbahan bakar batu bara sudah banyak yang beroperasi, dan pembangkit di Tambak Lorok sedang standby yang sebentar lagi akan mendapat pasokan dari gas Kepodang.
Dia mengatakan, rencananya pasokan gas dari lapangan Kepodang akan mulai efektif 30 bulan setelah PJBG ini ditandatangani yaitu sekira akhir 2014. Adapun PJBG Kepodang ini berlaku selama 12 tahun dengan harga USD4,61 per mmbtu dan eskalasi 8,6persen per tahun, juga ditambah biaya pengangkutan dari well head sampai ke pusat listrik Tambak Lorok.
Gas dari Kepodang akan memasok gas pembangkit sebesar 116 bbtu per hari atau total volume sekira 487.200 BBTU. Sedangkan untuk pasokan gas dari lapangan Kampung Baru akan mulai efektif sejak GT 22 disiapkan atau sekira Desember 2012.
"PJBG Kampung Baru ini berlaku selama 11 tahun dengan harga USD3,50 mmbtu dan eskalasi tiga persen per tahun, dan Gas dari Kampung Baru akan memasok gas pembangkit sebesar 15 BBTU per hari atau total volume sekitar 51.945 BBTU," pungkas Nur Pamudji.
Dirinya pun menyebutkan, untuk PLTGU Tambak Lorok PLN mendapat pasokan gas dari lapangan Kepodang yang dikembangkan Petronas Charigali Muriah Limited.
Sementara PLTGU Sengkang dengan ekspansi 120 MW mendapat pasokan gas dari lapangan kampung baru, blok Sengkang, Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan yang dikembangkan Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd.