Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekspor Eropa Lesu, RI Garap Pasar Amerika Latin & Afrika

Rohmat , Jurnalis-Jum'at, 29 Juni 2012 |18:18 WIB
Ekspor Eropa Lesu, RI Garap Pasar Amerika Latin & Afrika
Ilustrasi. (Foto: Tangguh Putra/okezone)
A
A
A

DENPASAR - Krisis ekonomi yang melanda Eropa berdampak menurunnya nilai ekspor Indonesia. Sehingga kini pemerintah mellirik pasar baru yang potensial seperti Amerika Latin dan Afrika.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, mengatakan, sebagai negara berkembang Indonesia masih bergantung pada ekspor.

”Proporsi perdagangan ekspor kita masih kita lebih kecil dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Namun kita bisa capai double ekspor lebih cepat dari negara tetangga,” ujar Deddy. dalam Bimbingan Teknis Kebijakan Perdagangan di Bidang Impor tahun 2012, di Denpasar, Jumat (29/f/2012).

Pada 2011, nilai ekpsor Indonesia meningkat  10 persen dibanding 2006 yakni sekira USD100 miliar hingga USD 200 miliar. Capaian double ekspor selama jangka waktu lima tahun tersebut  tidak banyak bisa dilakukan beberapa negara lainya yang baru bisa tercapai selama 10 tahun seperti Malaysia.

Deddy menambahkan, selama ini tujuan ekspor Indonesia masih didominasi ke negara Eropa dan Singapura. Namun, sejak dua tahun terakhir mulai beralih ke China dan Indonesia yang sudah bisa mengalahkan Singapura. Dengan melihat lesunya perekonomian Eropa, maka kini kebijakan ekspor lebih diarahkan untuk mendorong diversifikasi tujuan ekspor ke negara potensial.

Meskipun krisis Eropa tidak berdampak langsung ke Indonesia, namun akhirnya Indonesia bisa terkena dampak tidak langsungnya. Sebab, krisis Eropa mempengaruhi penurunan ekspor negara China dan India yang selama ini sebagai tujuan ekspor dari Tanah Air. Untuk itu, kini harus dicari negara potensial ekspor baru seperti Amerika Latin dan Afrika yang trennya mulai menunjukkan peningkatan.

Kendati demikian, dari dukungan akses jalur penerbangan misalnya, belum maksimal lantaran tidak ada jalur penerbangan langsung ke negara Afrika seperti Jibouti atau ke Amerika Latin. Namun hal itu bukan menjadi kendala utama.

Dia pun optimistis pasar ekspor selain Eropa masih potensial terlebih kini perhatian dunia kepada Indonesia semakin tinggi dan positif. Banyak negara yang ingin berinvestasi dan penilaian lembaga riset terhadap indeks negara Indonesia yang dinyatakan negara gagal tidak terbukti. Penilaian itu, kata Deddy, tidak mempengaruhi minat asing menamkan modal atau melakukan perdagangan ekspor ke Indonesia.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement