JAKARTA - Target Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan 500 emiten di pasar modal Indonesia pada 2015 mendatang dinilai realistis. Dengan minimal 25 emiten baru tiap tahun, maka target tersebut akan tercapai. Saat ini, jumlah emiten di BEI tercatat sebanyak 444 emiten.
"Kalau dilihat selama tiga tahun terakhir pencapaian sangat bagus. Target 25 emiten baru, kurang lebih tercapai. Sehingga memungkinkan untuk meraih 500 emiten pada 2015," ujar pengamat pasar modal, Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin (2/7/2012).
Edwin yang juga merupakan Direktur Utama PT Financorpindo Nusa Securities itu menilai, dari sejumlah program yang dicanangkan BEI, telah mampu dijalankan dengan baik. Beberapa di antaranya pengembangan infrastruktur yang berjalan baik serta mampu mengakomodasi kepentingan pelaku pasar.
Begitujuga dengan pengawasan transaksi serta perlindungan terhadap investor yang menurut Edwin, sudah cukup baik. Dia mengharapkan, peningkatan jumlah investor domestik bisa dilakukan lebih baik. Sebab, dengan basis investor lokal yang kuat, akan membuat pasar modal dalam negeri lebih tahan goncangan akibat pengaruh eksternal.
Direktur Utama BEI, Ito Warsito mengatakan, penambahan emiten merupakan salah satu bagian dari agenda besar otoritas bursa dan pasar modal. Selain menambah emiten hingga mencapai 500 emiten pada 2015, BEI juga berencana meningkatkan aktifitas perdagangan di bursa melalui penambahan varian produk serta melikuidkan perdagangan saham di pasar
modal Indonesia.
"Itu menjadi fokus kami, sebagai bagian dari tujuh pilar pengembangan bursa," kata Ito.
Menurut Ito, direksi baru BEI telah menyiapkan tujuh program yang disebut tujuh pilar pengembangan bursa, yaitu internal, investors, intermediaries, infrastructures, instruments, issuers, dan information.
Peningkatan investor di pasar modal Indonesia secara masif menjadi salah satu prioritas. Selain meningkatkan sosialisasi, BEI juga menambah jumlah profesional di industri pasar modal, di antaranya melalui pendirian sekolah pasar modal (The Indonesia Capital Market Institute).
(Widi Agustian)