Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Komoditi Primer Dominasi Ekspor RI

Iwan Supriyatna , Jurnalis-Selasa, 03 Juli 2012 |14:54 WIB
 Komoditi Primer Dominasi Ekspor RI
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Mei 2012 volume ekspor elektronik Indonesia tumbuh menjadi 12,82 persen. Pada 2011, volume ekspor Indonesia hanya 5,67 persen.

"Peningkatan ekspor barang elektronik artinya mencerminkan barang kita tetap diminati dan tidak kalah saing dengan produk luar negeri," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamukti, usai konferensi pers kinerja ekspor impor Mei 2012 serta persiapan jelang bulan Ramadhan, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/7/2012).

Selain itu, Bayu mengatakan, struktur ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditi primer dan produk primary industry sebesar 65,2 persen. Sementara impor, didominasi oleh produk secondary industry produk advance industri sebesar 62,9 persen.

Bayu menyebutkan, komoditi primer yang yang kontribusinya besar terhadap nilai ekspor antara lain, bahan bakar mineral sebesar 35,4 persen, lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 10,8 persen, karet sebesar 4,5 persen, bijih kerak dan abu logam sebesar tiga persen, ikan dan udang sebesar 1,4 persen, dan tembaga 1,3 persen.

"Tantangan kita untuk menambah nilai tambah struktur ekspor itu sangat penting, ekspor kita masih didominasi oleh kegiatan yang nilai tambahnya kecil, kita harus mendorong yang produk secondary industry dan produk advance industri agar lebih besar dari komponen ekspor kita," jelas Bayu.

Di samping itu, Bayu menyebutkan terjadi beberapa penurunan ekspor yang sangat drastis yakni nikel yang mengalami penurunan sebesar 53,43 persen, dan penurunan juga terjadi di tembaga, besi, baja, dan timah.

BPS mencatat hingga Mei 2012 untuk kopi harganya juga naik mencapai 50 persen, dan volume ekspor turun akibat dari kenaikan harga sebesar 56,10 persen.
"Harga kopi yang cenderung naik 50 persen menyebabkan ekspor kita berkurang karena mahalnya harga kopi yang akan di ekspor, yang menyebabkan permintaan ekspor menurun," tukas Bayu.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement