Rupiah Belum Bisa Tekan Pergerakan Dolar
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi masih melemah melewati level Rp9.400 per USD.
Analis MNC Securities, Edwin Sebayang memprediksi pergerakan rupiah pada hari ini akan diperdagangkan di level Rp9.437 per USD.
Faktor yang membuat pelemahan rupiah adalah memburuknya beberapa data ekonomi AS di tengah kembali naiknya yield obligasi Pemerintah Spanyol. Hal ini berbanding terbalik dengan turunnya yield obligasi Pemerintah Jerman setelah diturunkannya suku bunga ECB.
"Selain itu China mendorong harga komoditas jatuh dalam satu minggu ini," ujarnya, di Jakarta, Senin (9/7/2012).
Analis Valas Rahadyo Anggoro pun juga memprediksi rupiah cenderung akan melemah dan berada di level Rp9.385-9.425 per USD. Pergerakan rupiah masih dipengaruhi faktor eksternal yaitu pertumbuhan ekonomi China yang terlihat dari data Growth Domestic Product (GDP) di kuartal kedua diperkirakan masih akan berada di kisaran 7,5-7,8 persen atau di bawah data kuartal sebelumnya.
"Fokus pelaku pasar valas juga akan tertuju pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 12 Juli yang akan menentukan tingkat suku bunga. Nampaknya BI masih akan tetap menahan tingkat suku bunga yang ada sekarang," tuturnya.
Adapun sentimen positif yang dapat menahan pelemahan rupiah adalah kebijakan moneter China dengan memangkas suku bunga acauan dari 6,31 persen menjadi enam persen untuk mengantisipasi pelambatan ekonomi.
