JAKARTA - Kapasitas produksi industri keramik nasional belum bisa optimal karena masih terkendala pasokan energi.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan, kapasitas terpasang industri keramik nasional saat ini mencapai 370 juta meter persegi. Namun produksi yang mampu dimaksimalkan produsen lokal hanya 320—330 juta meter persegi. Padahal jika produksi dioptimalkan hal ini bisa memenuhi permintaan keramik dan mengurangi keramik impor.
"Kapasitas produksi keramik tahun ini diprediksi tumbuh 12—15 persen dibandingkan dengan tahun lalu," kata Elisa di Jakarta, Rabu (1/8/2012).
Karena itu, dia mendesak agar pemerintah bisa menjamin pasokan energi terutama gas untuk mengoptimalkan industri keramik nasional.
"Pembahasan pasokan gas masih dibahas, kami masih mengandalkan pasokan yang ada terlebih dahulu. Namun, kami sangat berharap pasokan bisa ditambah," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Elisa pesimistis, omzet industri keramik nasional tahun ini bisa mencapai sekira Rp17 triliun dari target awal yang sebesar Rp19 triliun.
Industri keramik nasional membutuhkan pasokan gas sekira 100 Mmscfd, namun PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) hanya memasok 70 persen dari total kebutuhan gas. (gna)
(Rani Hardjanti)