JAKARTA - Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan subsidi energi Rp300 triliun untuk bahan bakar minyak (BBM) dan listrik dirasa terlalu besar.
"Subsidi itu terlalu besar Rp300 triliun untuk BBM dan listrik," ungkap Jero, di Gedung Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Mengapa subsidi Rp300 triliun dirasa terlalu besar? Menurut Jero, karena harga minyak mentah masih relatif tinggi. Jero menyampaikan, subsidi yang besar tersebut tidak produktif karena tidak tepat sasaran.
"Sebetulnya subsidi yang besar ini tidak produktif karena tidak tepat sasaran. Berdasarkan data yang saya terima, 77 persen masyarakat yang menerima subsidi adalah menengah ke atas. Kita menyadari subsidi BBM dan listrik terlalu besar," tutur Jero.
Jero menambahkan, subsidi yang besar harus dikurangi dengan cara menaikan harga BBM dan tarif dasar listrik.
"Di negara lain cara untuk menghemat subsidi adalah menaikkan harga BBM dan listrik, tetapi kan kita harus hati-hati terhadap daya beli masyarakat," ungkap Jero.
Kementerian ESDM menginginkan kenaikan listrik sebanyak empat persen setiap kuartal itu harus segera diterapkan dan itu dirasa tidak memberatkan.
"Listrik dipakai untuk kebutuhan rumah tangga, jika ditambah empat persen itu menurut saya wajar," katanya.
Sementara untuk masyarakat yang menggunakan listrik 450 watt tetap diberikan subsidi. Namun jika di atas itu tidak diberikan subsidi, untuk rumah yang menggunakan listrik 600 watt ke atas itu harus dinolkan subsidinya.
"Pemerintah dan DPR harus berfikir secara jernih, kalau subsidi terlalu besar itu akan memakan uang negara. Menghemat itu termasuk upaya penghematan subsidi," pungkas Jero.