Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Banyak Mobil Jabodetabek, Penjualan Pertamax di Yogyakarta Melonjak

Kuntadi , Jurnalis-Jum'at, 24 Agustus 2012 |17:33 WIB
Banyak Mobil Jabodetabek, Penjualan Pertamax di Yogyakarta Melonjak
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

YOGYAKARTA – Penjualan pertamax di sejumlah Stasiun pengisian bahan bakar Umum (SPBU) di Yogyakarta melonjak cukup signifikan. Jika sebelumnya banyak SPBU merugi menjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi ini, kini mereka bisa mereguk untung.

Hadirnya mobil pribadi plat luar daerah, mampu mendongkrak penjualan. Rata-rata lonjakan penjualan ini bisa tiga hingga empat kali lipat dibanding kondisi normal.

Ketua Paguyuban Pengelola dan Penanggungjawab SPBU Kulonprogo Dalduri, Budi Prasetyo, mengatakan mayoritas pembeli pertamax merupakan mobil-mobil asal Jabodetabek. Kebanyakan merupakan mobil mewah yang dipakai untuk kepentingan mudik di kampung halaman.

Sedangkan untuk kendaraan dinas, justru tidak banyak nampak. ”Kebanyakan mereka yang mengisi pertamax adalah mobil plat Jakarta, Bandung ataupun Bogor,” jelas Dalduri, Jumat (24/8/2012).

Sedangkan untuk BBM bersubsidi seperti premium, kenaikan tidaklah seberapa. Jika kondisi normal per hari bisa menjual 20 ton, kini meningkat menjadi 34 ton. Dia mencotohkan, di SPBU 445560-2 Wates, dalam kondisi normal pasca pembatasan BBM bersubsidi untuk mobil dinas, penjualan pertamak hanya sekitar 200 liter per hari.

Namun, selama arus mudik dan balik, penjualan bisa melonjak hinggan 500 atau 600 liter. Bahkan, dalam sehari ada penjualan yang bisa mencapai 770 liter.”Sekitar tiga atau empat kali lipat, kenaikan penjualan pertamax,” ujar Dirut SPBU Wates ini.

Terpisah, Ketua DPD Himpunan Wiraswasta  Minyak dan Gas (Hiswana Migas DIY, Siswanto mengatakan kenaikan penjualan pertamax ini bisa merata di seluruh SPBU. Sebelumnya penjualan tertinggi hanya dibukukan dari SPBU di sekitar komplek perkantaran.

Diakuinya, belum semua kendaraan dinas yang sadar akan arti pembatasan. Masih ada mobil dinas nopol luar daerah yang nakal, dan tetap mengisi BBM bersubsidi. Petugas SPBU terpaksa melayani karena enggan berdebat. Sedangkan untuk mobil dinas lokal, justru lebih bagus. ”Masih ada mobil dinas yang nakal dan mengkonsumsi premium,” ujarnya.

Menurutnya, selama lebaran ini, banyak pengelola SPBU yang menambah stok dan cadangan pertamak. Jika kondisi normal, hanya memiliki sekitar 200 liter, ditambah hingga 800 liter hingga 1.200 liter. Sedangkan untuk premium tidak banyak berubah, karena lonjakan hanya sekita 4 ton per hari. ”Untuk solar hanya sekitar 10-15 ton saja,” ujarnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement