Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Transaksi Berjalan Defisit Tak Masalah, Asal...

R Ghita Intan Permatasari , Jurnalis-Senin, 27 Agustus 2012 |13:23 WIB
Transaksi Berjalan Defisit Tak Masalah, Asal...
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan rasio defisit transaksi berjalan terhadap GDP yang meningkat sebesar 3,1 persen di triwulan II-2012 tersebut tidak merupakan masalah yang besar asalkan hal tersebut turut dimbangi dengan masuknya foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing (PMA).

"Transaksi berjalan itu defisitnya tidak terlalu masalah kalau bisa diimbangi dengan FDI. Itu FDI ada di neraca modal dan neraca keuangan, moneter. Sementara transaksi modal bagian atas npi. Kalau defisit bisa ditutup FDI, itu dianggap aman," ungkap Gubernur BI Darmin Nasution, kala ditemui di Gedung BI, Jakarta, Senin (27/8/2012).

Darmin melanjutkan, hal tersebut merupakan permasalahan untuk menuju kesuksesan.

"Itu berarti FDI perlu didorong naik lebih cepat. Walaupun itu saya sebut  persoalan, itu problem of success. Itu terjadi karena kita pertumbuhan ekonominya bagus. Problem gagal beda lho dengan problem success," paparnya.

Di sisi lain, Darmin menilai, untuk menopang perindustrian dlam negeri, Indonesia sering kali banyak mengimpor barang modal dan bahan baku sehingga hal tersebutlah yang menjadikan nilai impor selalu lebih tinggi daripada ekspor.

"Yang cepat perkembangannya itu impor pesawat, alat angkut barang, alat angkut orang. Itu selama triwulan II pertumbuhannya paling sedikit 50 persen. Alat angkut pesawat itu pertumbuhannya 91 persen. Ini sebenarnya walaupun problem, tapi problem of success. Problem of success problem juga, tapi tidak sepusing kegagalan," paparnya.

"Kalau Anda lihat ekspor kita komposisinya akhir orde baru itu yang dominan ekspor nonmigas, termasuk industri. sekarang ekspor pertambangan dan natural resource yang lain. Itu menunjukkan struktur industri kita waktu krisis yang lalu itu terganggunya, sekarang daya dukungnya tidak kuat sehingga yang terjadi pertumbuhan investasi tidak kuat hubungannya dengan ekspor," pungkasnya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement