JAKARTA - Setelah DKI Jakarta, selanjutnya Bandung direncanakan juga memiliki Mass Rapid Transit (MRT).
"Barusan saja kita realisasikan kerja sama infrastruktur transportasi antara Panghegar Group dengan China National Machinery Import and Export Corporation (CMC) untuk menghubungkan wilayah Dago sampai ke selatan," ungkap Menko Perekonomian Hatta Rajasa, kala ditemui di JCC, Jakarta, Selasa (28/8/2012).
Hatta berharap bahwa hal tersebut dapat segera direalisasikan dengan cepat melalui skema Public Private Partnership (PPP). "Kalau kepada wali kota, pesan saya, kadang proyek-proyek seperti ini ada juga hambatannya sana sini, antisipasi itu. Terutama terkait dengan hal tata ruang," paparnya.
"Environment dan saya yakin dengan kesungguhan kita proyek pembangunan ini bisa berjalan dengan lancar, saya ini bekas warga Bandung sehingga sungguh menginginkan kita bisa mengatasi kemacetan, karena orang Jakarta ini kalau Sabtu Minggu tumplek blek di Bandung," tuturnya.
Di sisi lain, Presdir Panghegar Kirana Group Cecep Rukmana mengungkapkan, proyek MRT tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp4 triliun. Untuk tahap pertama akan dibangun sepanjang 11 Kilometer (km) dari wilayah Dago hingga Pasir Luyu.
"Ini kan baru 12 km untuk tahap pertama dari Dago sampai Pasir Luyu di selatan kota bandung itu sekira Rp4 triliun. Dan untuk tahap selanjutnya ini kita harapkan dari metropolitan bisa sampai ke Soreang, sampai ke Cimahi," paparnya.
Cecep mengungkapkan dipilihnya Soreang tersebut dikarenakan tempat tersebut merupakan titik yang sering mengalami kemacetan. "Karena sekarang Soreang-Bandung itu yang paling macet, menyambungkan kota pendidikan di Jatinangor sampai Cimahi," tuturnya.
Cecep pun menjelaskan bahwa hingga saat ini proses rencana pembangunan MRT di kota yang kerap disebut Paris Van Java tersebut baru sampai prafeasibilities Study (FS).
"Pembangunan tahap pertama bisa memakan waktu tiga sampai lima tahun, tahap pertama yang 12 km itu, jadi kita belum tahu kapan groundbreaking, ini baru pra-FS, semoga visible," kata dia.
"Saya juga sudah melakukan prastudi dulu dengan Malaysia dengan PT Canaga, dan memang itu terlalu mahal dan tidak visible, mudah-mudahan dengan China ini lebih murah dan daya angkutnya lebih besar, jadi kita harapkan bisa lebih visible dan bisa dilakukan, mudah-mudahan tiga bulan studi dan administrasi segala macam enam bulan. Mudah-mudahan akhir 2013 bisa dimulai," pungkasnya.
(Widi Agustian)