JAKARTA - Tim evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA) akan melakukan percepatan penyerapan. Hal ini sebagai upaya dilakukan karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak puas dengan hasil penyerapan tiga tahun terakhir.
"Presiden tidak happy dengan prestasi realisasi anggaran yang terendah dalam tiga tahun," ujar kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Mardiasmo kala ditemui di JCC, Jakarta, Kamis (30/8/2012).
Dia memaparkan, selama tiga tahun ini realisasi angaran tercatat rendah. Pada 2009 penyerapan sebesar 91,8 persen, 2010 penyerapan sebesar 90,9 persen, dan 2011 sebesar penyerapan 87 persen. "Rp270 triliun terealisasi hanya pada satu bulan yakni Desember," tambah dia.
Selain itu terlihat bahwa pada kuartal I-2012, birokrasi belum berbuat banyak selain untuk administrasi gaji. Mardiasmo mengatakan, kedisiplinan waktu dapat menjamin pelaksanaan penyerapan lebih optimal dengan lebih baik.
Menuruntya, dengan percepatan penyerapan, masyarakat lebih cepat menikmati hasil pembangunan, pembangunan berjalan lebih baik, rumah sakit menjadi lebih baik, dan juga NPV dari APBN akan bergerak lebih baik.
TEPPA mencatat untuk APBN, percepatan realisasi yang sudah terjadi, naik sebesar 32 persen pada Juni 2012. Untuk belanja keseluruhan, rata-rata realisasi 31,98 persen. Sementara untuk APBD, realisasi anggaran daerah yang dilaporkan hanya 8 provinsi dan 100 kabupaten/kota dari 524 provinsi/kabupaten/kota yang ada.
"Pemerintah pusat di daerah untuk memberikan report status penyerapan di daerah, kita ingin betul mengawal, bagaimana percepatannya yang terus dan merata," ujar Mardiasmo.
(Martin Bagya Kertiyasa)