SEMARANG - Pemerintah menyebut penyimpangan solar di Jawa Tengah bisa dibilang kecil. Hal ini bisa diketahui dari adanya over kuota pada solar yang angkanya juga relatif kecil.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono mengatakan, baik premium maupun solar sama-sama mengalami over kuota. Namun demikian bukan berarti terjadi penyimpangan.
“Over kuota premium terjadi karena memang kebutuhan yang meningkat. Sementara untuk solar, kami tetap memantau daerah-daerah industri. Sebagaimana diketahui, daerah industri merupakan wilayah yang banyak menggunakan solar. Saat ini, over kuota pada solar bisa dibilang masih kecil. Kalau toh ada penyimpangan, jumlahnya juga sangat kecil,” ujar Teguh, Senin (15/10/2012).
Terkait dengan permohonan tambahan kuota BBM untuk Jawa Tengah, hingga saat ini pemerintah pusat masih belum menetapkan jumlahnya. Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu Dinas ESDM Jawa Tengah telah mengajukan permohonan tambahan kuota sebesar 700 ribu kiloliter (kl) untuk jenis premium.
“Secara nasional memang sudah ditetapkan jumlahnya yaitu empat juta kiloliter. Namun untuk Jawa Tengah belum ditetapkan. Meski demikian, kami tetap yakin permohonan tersebut akan disetujui,” lanjutnya
Diperkirakan kenaikan kuota yang diberikan pemerintah pusat berkisar antara tiga hingga lima persen.Sementara itu, terkait dengan upaya pemerintah untuk melakukan pembatasan pemakaian premium, dirinya merasa tidak yakin akan keberhasilan program tersebut.
“Pengaruh dari pembatasan penggunaan premium tersebut cuma tiga persen. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia masih belum memiliki budaya malu. Mobil-mobil mewah masih banyak yang menggunakan premium. Akan lebih baik jika pemerintah mengurangi subsidi BBM, baru selanjutnya mengembangkan upaya diversifikasi energi. Saya yakin akan berhasil,” pungkasnya. (gna)
(Rani Hardjanti)