Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Badai Sandy Dorong Peningkatan Permintaan CPO

Wahyudi Aulia Siregar , Jurnalis-Rabu, 31 Oktober 2012 |20:31 WIB
Badai Sandy Dorong Peningkatan Permintaan CPO
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

MEDAN - Rupiah dan sejumlah mata uang asia lainnya, tertekan kecemasan pelaku pasar atas dampak Topan Sandy pada perekonomian dan pemerintahan di Amerika Serikat. Namun Topan Sandy justru diprediksi akan sedikit memberi angin segar bagi pengusaha di Indonesia, khususnya pengusaha minyak sawit mentah (CPO).

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara, Timbas Prasad Ginting mengatakan. AS akan membutuhkan banyak sumber daya untuk kembali memulihkan perekonomiannya pascahempasan Topan Sandy. Apalagi jika prediksi Topan Sandy akan berubah menjadi Topan Katrina yang memiliki daya rusak lebih kuat benar-benar terjadi.

Pemerintah Amerika Serikat diperkirakan akan mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menggenjot produksi , sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi tersebut. Termasuk menggenjot produksi yang menggunakan CPO sebagai bahan bakunya.

"Saya pikir peningkatan produksi akan menjadi pilihan pemerintah untuk menyegerakan pemilukan ekonomi di sana. Krisis keuangan yang selama ini terjadi ditambah lagi dengan dampak Topan Sandy ini saya pikir akan membuat CPO menjadi pilihan mereka," jelasnya di Medan, Rabu (31/10/2012).

"CPO kan bahan baku yang paling murah dibandingkan produk substitusi lainnya. Nah ini lah momentum kembali meningkatnya permintaan CPO kita, setelah selama ini cukup lesu karena krisis yang terjadi di AS dan Eropa. Kita belum tahu berapa besar peningkatannya, tapi saya pikir akan cukup signifikan dalam jangka pendek," lanjut dia.

Namun perkiraan peningkatan CPO pascaterjadinya Topan Sandy ini menurut Timbas belum membuat bisnis CPO dalam negeri tumbuh secara ideal. Pasalnya harga ekspor CPO saat ini masih jauh dari harapan para pengusaha.

Di bursa Rotterdam, harganya saat ini hanya berkisar antara USD845-USD857 per metrik ton (mt) untuk pengiriman bulan November 2012. Bahkan harga ini masih berada di titik rendah sepanjang tahun 2012. Di mana harga pengiriman September 2012 masih mencapai USD1.156-USD1.177 per mt. Harga ekspor ini pun sangat jauh dari prediksi pengusaha sawit yang memperkirakan CPO bisa mencapai USD1.500 per mt di akhir tahun ini.

“Seperti saya bilang tadi, peningkatannya hanya dalam jangka waktu pendek. Kalau untuk pemulihan total sepertinya masih harus menunggu kondisi finansial di Eropa dan AS membaik. Karena kan itu pemicu utamanya. Apalagi, sejumlah produk turunan CPO yang diproduksi India dan China dengan bahan baku minyak sawit mentah Sumut, banyak yang dikirim ke Eropa dan AS," ungkapnya.

Harga spot di Medan sendiri hingga 30 Oktober 2012 sebesar Rp7.049 per kg. Turun dari periode 29 Oktober 2012 lalu yang mencapai Rp7.073 per kg, Rp7.141 per kg pada 28 Oktober 2012, dan Rp7.140 pada 27 Oktober 2012.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement