KEMELUT antara dua Nat Rothschild dan Grup Bakrie tampaknya masih jauh dari usai. Perselisihan antara dua pihak untuk memperebutkan tambang batu bara di Indonesia itu kini memasuki babak baru.
Rothschild kini menjajaki kerjasama dengan beberapa pihak untuk menggalang kekuatan guna mempertahankan dominasinya di aset tambang batu bara Indonesia, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).
Tak tanggung-tanggung, Rothschild pun melobi beberapa pihak di Indonesia, salah satu yang ditemuinya adalah Prabowo Subianto. Prabowo adalah ketua umum Partai Gerinda, dia juga disebut-sebut sebagai salah satu kandidat presiden Indonesia. Selain itu, Prabowo merupakan mantan menantu dari Presiden Soeharto.
Walau begitu, belum ada kabar apakah Prabowo menerima lamaran dari Rothschild untuk berkongsi membentuk konsorsium. Seperti dikutip dari Financial Times, Rothschild sudah bertemu dengan Prabowo serta adiknya, Hashim Djojohadikusumo dan mengemukakan maksudnya tersebut.
"Tidak ada keputusan yang lahir dari pertemuan antara Rothschild dengan Prabowo," tutur salah satu sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Langkah Rothschild ini adalah sebagai bentuk perlawanan atas proposal yang diajukan Grup Bakrie ke Bumi Plc, perusahaan asal London, Inggris yang awalnya dijalankan bersama oleh Rothschild dan Bakrie.
Tak hanya itu, Rothschild juga disebut-sebut telah meminta perusahaan investasi kelas kakap, Morgan Stanley, sebagai pendamping dalam menghadapi persoalan bisnisnya dengan Grup Bakrie.
Sebelumnya, Grup Bakrie mengajukan proposal, yakni untuk melepas kepemilikan di Bumi PLC sebesar 23,8 persen untuk ditukar dengan 10 persen kepemilikan di Bumi Resources.
Pada proposal tahap kedua, Grup Bakrie akan membeli 18,9 persen sisa saham Bumi PLC di unit usaha Indonesia senilai USD278 juta atau setara Rp2,6 triliun (Rp9.600 per USD). Bakrie kemudian dapat mengendalikan 29 persen saham Bumi Resources dan tidak perlu berhubungan dengan Bumi PLC.
Dalam proposal tahap ketiga, Bakrie akan membeli aset tambang lain milik Bumi PLC, yakni 85 persen saham di PT Berau Coal Energy senilai USD950 juta (Rp9,1 triliun).
Rothschild pun akan memberikan penawaran alternatif alias proposal tandingan atas proposal yang diajukan Bakrie tersebut. Proposal tersebut mungkin saja diluluskan Rothschild, tapi dia akan memastikan masih memiliki kepemilikan di sejumlah aset batu bara tersebut.
Proposal Bakrie ini adalah akibat dari tudingan Bumi Plc atas penyelewengan dana pengembangan BUMI sebesar USD247 juta dan biaya eksplorasi PT Berau Coal energy Tbk (BRAU) sebesar USD390 juta. Bumi Plc menguasai 29 persen saham BUMI dan 85 persen saham BRAU.
Pengeluaran tersebut tidak tercatat dalam laporan keuangan pada 2011 Bumi Plc. Hal ini berawal dari langkah PricewaterCoopers LLP yang menurunkan biaya pengembangan BUMI dan eksplorasi Berau menjadi nol dalam laporan keuangan 2011 Bumi Plc. Pasalnya, auditor tersebut tidak bisa membuktikan underlying asset dari dana itu.
Selanjutnya, Bumi Plc membentuk tim audit independen yang menginvestigasi anak usahanya di Indonesia tersebut. Bumi Plc juga akan melakukan konfirmasi ke otoritas bursa Inggris dan Indonesia.
(Widi Agustian)