Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah "Unjuk Gigi" di Tutup Tahun 2012

Rizkie Fauzian , Jurnalis-Jum'at, 28 Desember 2012 |08:01 WIB
Rupiah
Ilustrasi (Foto: AFP)
A
A
A

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi positif. Hal tersebut karena setelah merespon rilis data laba BUMN China yang positif sehingga memberi harapan berlanjutnya pemulihan ekonomi.

"Apresiasi Rupiah juga didukung oleh sentimen perkembangan di Timur Tengah setelah Iran mengumumkan akan melakukan latihan militer di Selat Hormuz,"kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (28/12/2012).
 
Lebih lanjut menurut Reza, sentimen ini membawa kenaikan harga minyak dunia yang memicu peralihan dari dolar (AS) dan juga berdampak pada reli saham-saham di sektor komoditas.

"Rupiah pun secara tidak langsung terkena dampak positif meski latihan militer berkala tersebut cukup normal meski timbul kecemasan berlebihan akan situasi Timur Tengah," jelasnya.

Sementara itu, sentimen dari Eropa juga cukup positif dimana indeks kepercayaan konsumen Perancis dan kepercayaan bisnis Italia menunjukkan kenaikan.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menyebut, rupiah hari ini cenderung positif dan mixed.
   
"Rupiah kemungkinan berpeluang menguat dengan intervensi BI kembali ke level Rp9.680-9.700 per USD,"  jelasnya dalam riset harian.

Pada penutupan Kamis (27/12/2012) Rupiah, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) menguat ke Rp9.685 per USD dari periode sebelumnya Rp9.707. Bloomberg juga mencatat rupiah menguat ke Rp9.683. Sementara yahoofinance, rupiah berada di posisi Rp9.686 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian ada di Rp9.797-Rp9.812.
 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement