Dirut PLN: Mobil Listrik Di-charger Malam Hari

JAKARTA - PT PLN (Persero) menyatakan mobil listrik akan menggunakan listik yang tidak terpakai saat malam hari. Oleh sebab itu, tidak ada kekhawatiran kekurangan pasokan listrik jika mobil listrik digunakan secara massal.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, saat masyarakat berhenti beraktifitas pada malam hari, berarti ada listrik yang tidak terpakai sebesar 1.000 mega watt (mw). Sedangkan menurut penelitian PLN, orang yang memiliki kendaraan listrik, 60 persennya dicharger di rumah sedangkan 30 persen di lokasi parkir (kantor/mall) dan 10 persen di rest area.

"Ini kesempatan PLN untuk jual listrik nganggur yang ada dari jam 11 malam hingga subuh sedangkan pembangkit batu bara harus terus membakar, jadi sayang kalau tidak digunakan," kata Pamudji, di Jakarta, Rabu (8/1/2013).

Menurut Pamudji, mobil listrik sangatlah efektif. Pasalnya, untuk pengisian energi pada mobil yang dipopulerkan oleh menteri 'koboi' Dahlan Iskan tersebut bisa dilakukan di rumah dan tidak perlu ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) layaknya mobil yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Ini juga salah kaprah, orang butuh bensin ke SPBU, kalau (butuh) listrik mengisi di rumah," ungkap Pamudji.

Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan listrik akan tetap tercukupi, meski beban listrik bertambah dengan kehadirannya mobil listrik. Direktur Jenderal Listrik Kementerian ESDM Jarman mengatakan, pemakaian mobil listrik tidak sekaligus banyak tetapi bertahap sehingga pasokan listrik cukup untuk Jawa-Bali.

"Listrik kita kan setiap tahun bertambah untuk antisipasi penerapan mobil listrik yang ada," tutup Jarman.