Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

2 Alasan Total & Inpex Bertahan di Blok Mahakam

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 13 Februari 2013 |17:43 WIB
2 Alasan Total & Inpex Bertahan di Blok Mahakam
Ilustrasi (Foto: AP)
A
A
A

JAKARTA - Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) menilai alasan pengelola Blok Mahakam sekarang yakni pihak Total dan Inpex tetap bertahan di Blok Mahakam hingga 2022 karena ada komitmen pembeli gas. Selain juga tawaran investasi.

"Ada dua alasan kuat yang membuat Total dan Inpex tetap bertahan di blok Mahakam yakni adanya rencana investasi 2013-2017 yang harus dilakukan agar produksi gas masih bisa dipelihara untuk memenuhi komitmen dengan pembeli gas sampai 2022," ungkap Direktur Eksekutif Puskeppi Sofyano Zakaria, di Jakarta, Rabu (13/2/2013).

Sofyan menambahkan, ada komitmen penjualan gas sampai 2018-2022 yang harus dipenuhi Total dan Inpex sehingga akan nyaman bila Total dan Inpex ikut melewati 2017.

"Bila tidak ikut, maka sangat mungkin akan berakibat investasi yang signifikan terhenti dan produksi gas akan turun drastis. Itu akan menyebabkan komitmen penjualan gas tidak akan terpenuhi," tambahnya.

Dari sisi pemerintah, kata Sofyano, jaminan kelangsungan produksi sebelum 2017 maupun pasca 2017 menjadi sangat penting. Karena pada saat ini, sampai tahun-tahun tersebut, produksi gas dari Blok Mahakam masih menjadi tulang punggung nasional.
 
"Namun terlihat pula ada indikasi yang nyaris nyata bahwa Pemerintah pun menghendaki BUMN dan BUMD ikut serta dan belajar berbisnis gas di tempat yang berisiko besar, baik dari sisi investasi maupun teknologi, maka penyertaan BUMN/BUMD menjadi penting," jelasnya.

Namun agar tidak perlu memasukkan modal seperti kasus PHE ONWJ, Sofyano menyarankan Pertamina memilih masuk ke blok Mahakam di 2017. Opsi ini pun pernah disampaikan Pertamina ke Pemerintah.

"Pemerintah sebaiknya meminta bagian negara dinaikan sejak 2017 karena seluruh aset sudah menjadi milik negara akibat sudah terbayar oleh mekanisme Cost Recovery," tambahnya.

"Jadi bagian operator setelah 2017 tidak akan sebesar sekarang. Sehingga kolaborasi antara investor lama dengan BUMN dan BUMD menjadi solusi terbaik," pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement