JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) memperoleh pengakuan Rekor Bisnis (ReBi) untuk yang kedua kalinya sebagai perusahaan pelopor pelaksana sekuritisasi KPR di Indonesia.
Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto mengatakan, penghargaan ini dikarenakan SMF telah berhasil melaksanakan sekuritisasi tagihan KPR setiap tahunnya, dan berperan sebagai penata sekuritisasi dan pendukung kredit.
"Penghargaan ini bukti keberhasilan SMF sebagai BUMN yang didirikan khusus oleh pemerintah untuk mendukung pembiayaan perumahan di Indonesia melalui sekuritisasi tagihan KPR," kata Raharjo, saat acara Rekor Bisnis (ReBi), di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5/2013) malam.
Raharjo menjelaskan, SMF telah mengemban misi pemerintah untuk membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan dengan melaksanakan sekuritisasi tagihan KPR yang pertama kalinya di Indonesia.
Tidak hanya itu, menurut Raharjo, penghargaan tersebut tak lepas dari adanya kerja keras dari seluruh karyawan dan direksi yang didukung oleh komisaris dan pemegang saham.
"Melalui pengakuan ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerja SMF dan menumbuhkan sinergi dengan mitra bisnis dan institusi terkait dalam mengemban misi yang diamanatkan pemerintah," tutupnya.
Maka dari itu, saat ini dengan kegiatan yang dilakukan SMF, Raharjo berharap SMF secara bertahap mampu menciptakan mekanisme pasar yang dapat menurunkan tingkat suku bunga KPR, sehingga memungkinkan kepemilikan rumah yang layak menjadi terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia.
Diketahui, kinerja SMF pada 2012 meningkat cukup signifikan dibandingkan 2011, peningkatan dapat dilihat dari aliran dana jangka menengah atau panjang dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan yang tumbuh sebesar 66 persen atau Rp3,252 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,958 triliun.
Adapun, pencapaian tersebut melalui dua kegiatan utama yaitu sekuritisasi tagihan KPR sebesar Rp2,955 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp5,555 triliun, sehingga total aliran dana sebesar Rp8,510 triliun untuk 232.322 debitur KPR.
(Widi Agustian)