JAKARTA - Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebesar 51-52 juta kiloliter (kl) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementrian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, penambahan kuota BBM subsidi juta sebesar 51-52 juta kl di 2014 dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang sedang baik.
"Asumsinya, ya pada dasarnya pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi kita sedang baik-baiknya. Undang-undang Migas kita pun mengatakan kita harus jamin ketersediaan BBM," ujar Edy di Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Edy menjelaskan, usulan kuota tersebut juga sudah dihitung dalam kenaikan harga BBM subsidi tahun ini.
"Iya sudah masuk dengan catatannya pasti sudah dengan memasukkan rencana kenaikan harga. Tapi utama kita dua poin tadi, penyediaan BBM dan pertumbuhan ekonomi. Intinya itu, apalagi sekarang pertumbuhan ekonomi 2014 ditargetkan 6,7 persen, jadi kan harus naik. Pertumbuhan kan ada dari mobil, industri, ya kan naiknya pesat juga," jelas Edy.
Edy mengungkapkan, untuk program konversi BBM ke BBG sudah ada hitung-hitungan jadi tidak termasuk dalam penghitungan usulan kuota BBM subsidi 2014.
"BBG kan ada programnya sendiri jadi sudah dihitung secara agregat. Tapi BBG sendiri juga harus disediakan sebagai alternatif. BBN kan juga akan ditingkatkan. Semua penyediaan alternatif harus jalan," pungkas Edy.
Seperti yang diketahui, pemerintah mengusulkan RAPBN 2014 untuk volume BBM subsidi sebesar 51,04-52,41 juta kl, penambahan ini meningkat dari RAPBN-P 2013 sebesar 48 juta kl.
(Widi Agustian)