Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Taksir Inflasi Akhir Tahun 7,65%

Dina Mirayanti Hutauruk , Jurnalis-Minggu, 23 Juni 2013 |10:26 WIB
 BI Taksir Inflasi Akhir Tahun 7,65%
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

BANDUNG - Bank Indonesia (BI) memprediksi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan memberikan tekanan pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dan menyebabkan inflasi sebesar 2,4 persen. Karenanya, kebijakan moneter yang baik perlu diterapkan.

Dampak kenaikan BBM tersebut terdiri dari kenaikan Solar dan Premium, yang berkontribusi terhadap inflasi IHK sebesar 1,23 persen. Kenaikan tarif angkutan 0,82 persen, dan kenaikan harga komoditas 0,40 persen.

Kepala Departmen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Dodi Budiwaluyo mengatakan, dengan kebijakan moneter yang dilakukan BI, yakni menaikkan BI rate dan Fasbi, maka dampak kenaikan BBM terhadap inflasi IHK hanya 2,2 persen.

Oleh karena itu, dia memperkirakan inflasi hingga akhir tahun ini akan naik mencapai 7,65 persen dari lebih tinggi dari asumsi pemerintah dalam APBN-Perubahan sebesar 7,2 persen.

"Kami sudah melakukan mitigasi moneter dengan menaikkan BI rate dan Fasbi, maka inflasi diprediksi menurun dari 7,9 persen menjadi 7,65 persen," kata Dodi di Hotel Hilton, Bandung, kemarin.

Dia mengatakan, BI siap menjaga inflasi tetap di kisaran 7 persen. Menurutnya, jika pemerintah mampu menjaga pasokan bahan pangan terutama dalam menjelang bulan Ramadan maka kenaikan inflasi dapat dicegah.

Dodi menambahkan, BI akan melakukan tindakan mitigasi dengan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi. Meski begitu, dia mengatakan kebijakan BI tidak cukup meredam inflasi tanpa dibarengi dengan ketersediaan bahan pangan. "Kami lakukan kebijakan moneter, kalau sisanya pemerintah menjaga ketersediaan pasokan pangan," tukasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement